Kecanduan judi online (judol) dapat disebabkan oleh luka batin yang belum sembuh, menurut psikiater Jiemi Ardian. Jiemi mengungkapkan bahwa sebagian orang yang kecanduan judi online sebenarnya sedang mencoba untuk melupakan trauma masa lalu dengan cara ekstrem. Mereka mencari kesenangan yang besar untuk mengisi kekosongan akibat trauma yang pernah dialami. Jiemi menyatakan bahwa orang dengan trauma membutuhkan suatu pelampiasan yang bisa memberikan kesenangan dengan intensitas yang besar, sehingga lebih rentan terhadap kecanduan. Jika trauma tidak diobati, selain dari kecanduan judi online, orang tersebut juga mungkin menunjukkan perilaku kasar atau temperamen. Berhenti dari judi online bukanlah indikasi kesembuhan dari trauma, melainkan harus diikuti dengan penurunan perilaku gangguan yang mengikutinya. Jiemi menegaskan bahwa kesembuhan dari kecanduan judi online tidak hanya berarti berhenti berjudi, tetapi juga menghilangkan gejala aneh atau perilaku mengganggu lainnya.