Budi Gunadi Sadikin juga menyatakan bahwa dia memiliki risiko genetik tinggi terhadap kanker. Dia berbagi kisah keluarganya yang tragis karena penyakit kanker, ketika ibu dan ibu mertuanya meninggal dunia akibat kanker paru-paru dan kanker payudara. Bahkan, ayah mertuanya juga meninggal karena kanker prostat.
Karena pengalaman pribadinya ini, Menkes Budi Sadikin mendorong masyarakat untuk mengadopsi gaya hidup sehat dan tidak takut melakukan deteksi dini kanker.
“Itu sebabnya kenapa saya bilang kanker itu dekat di hati. Jadi, saya tahu juga, genetically saya high risk individu,” katanya. Orang nomor satu di Kementerian Kesehatan RI ini pun mendorong masyarakat mengadopsi gaya hidup sehat dan tidak takut deteksi dini kanker.
Lebih lanjut Menes Budi menjelaskan bahwa kanker, menurut penelitian yang dipelajarinya, harus dideteksi dini. Dengan teknologi saat ini, tingkat kesembuhan kanker saat terdeteksi dini sangat tinggi, yang berarti penderitaannya bisa dihindari.
Namun, jika kanker terdeteksi terlambat, risiko kematian tinggi dan penderitaannya pun bertambah. Oleh karena itu, dia mengajak semua orang untuk mempromosikan kesadaran deteksi dini kanker di masyarakat.
Dalam acara tersebut, Menkes Budi berbicara kepada para pejuang kanker yang hadir, menekankan pentingnya deteksi dini. Salah satu tantangan besar dalam memerangi kanker adalah kesenjangan dalam pemahaman dan penanganannya.
Beberapa kesenjangan yang sering terjadi adalah kurangnya informasi yang benar tentang kanker, keterlambatan dalam penanganan, dan penolakan pengobatan kanker oleh pasien atau keluarganya.