Tiga prinsip digital parenting dimulai dengan pemahaman. Orangtua harus mulai dari diri mereka sendiri dengan menolak pandangan bahwa memberikan gadget adalah solusi agar anak tidak rewel.
Orangtua perlu mengevaluasi dan memastikan penggunaan teknologi digital yang tepat bagi diri mereka sendiri terlebih dahulu sebelum membantu anak-anak. Penggunaan yang tepat dapat mendukung kesehatan mental. Ini perlu disertai dengan pemahaman tentang fondasi kesehatan mental.
“Fondasi kesehatan mental termasuk pola tidur yang cukup, aktivitas fisik dengan tetap bergerak minimal 60 menit setiap hari, asupan nutrisi yang cukup, menjalin dan mendapatkan dukungan sosial, serta menetapkan batas antara rumah dan pekerjaan serta menghindari bekerja di tempat tidur,” kata Anrilla.
Pola asuh digital berikutnya adalah memberikan dukungan. Anak-anak usia dini perlu stimulasi langsung untuk mengembangkan fungsi eksekutif, yaitu sekelompok proses mental dan kognitif kompleks yang mengatur keterampilan untuk mencapai tujuan.
Orangtua perlu mendukung anak-anak dalam hal fokus dan perhatian, pemahaman dan ingatan instruksi, pengendalian diri, organisasi dan prioritas, serta pengaturan emosi.
“Fungsi eksekutif dapat diajarkan, latih, dan kembangkan. Syaratnya adalah memberikan kesempatan dan pengalaman melalui asah, asih, dan asuh,” tambahnya.
Poin ketiga adalah mengatur, yaitu memberikan batasan, mengelola, dan mengarahkan. Ini meliputi waktu, durasi, dan frekuensi penggunaan gadget. Orangtua dapat menggunakan aplikasi parental monitoring dan membuat kebijakan atau kontrak yang didiskusikan dengan anak. Misalnya, aturan batasan waktu penggunaan gadget yang telah dibicarakan dan disepakati bersama anak.
92 Persen Anak dari Keluarga Berpenghasilan Rendah Mengenal Media Sosial di Usia Lebih Dini
