Pantauan VIVA, ikan nemo tersebut tersebar di 8 titik di perairan yang letaknya di antara bibir pantai Desa Kruang Raya dan Pulau Klah dengan rata-rata kedalaman 2-6 meter di dasar laut. Jaraknya antar titik juga sangat berdekatan.
Pada lokasi tersebut juga sudah ditandai dengan bendera orange dan putih yang bertuliskan Finding Nemo serta bebatuan karang dari segala ukuran hingga hewan anemon mirip seperti tumbuhan laut yang jadi tempat ikan nemo berada.
Di sana wisatawan juga bebas memilih mau menyelam menggunakan alat diving atau hanya sekedar pakai alat snorkeling, tetapi itu tergantung kedalaman dasar laut.
Namun tak perlu khawatir, guide yang berada di sana akan mengarahkan pengunjung untuk mencari lokasi sesuai keinginan. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.
Ketua Pokdarwis Krueng Raya, Irwansyah mengatakan, rumah nemo tersebut baru diresmikan pada Sabtu, 2 Maret 2024 setelah pihaknya memantapkan titik-titik yang jadi lokasi ikan yang memiliki warna mencolok itu banyak ditemukan. Apalagi lokasinya sangat strategis dan arus bawah lautnya tidak deras.
“Kita sudah identifikasi ada 8 titik dan sebenarnya masih banyak beberapa spot lagi. 6 titik diantaranya mengharuskan untuk menggunakan alat diving,” kata Irwansyah kepada wartawan usai meluncurkan rumah nemo, Sabtu, 2 Maret 2024.
Meskipun baru dibuka, wisatawan yang ingin berkunjung ke sana dan ingin melihat ikan nemo secara langsung cukup merogoh kantong senilai Rp350-500 ribu per orang. Biaya tersebut sudah termasuk alat diving, snorkeling, guide, dan transportasi menggunakan speed boat.
Jaraknya dari bibir pantai hanya memakan waktu 5 menit menggunakan speed boat ke spot terdekat. Jika bosan, pengunjung juga bisa berpesiar ke Pulau Klah yang jaraknya hanya 10 menit dari bibir pantai.
“Kalau biaya untuk saat ini berkisar Rp350-500 ribu. Tapi kalau hanya sekedar keliling pulau (Pulau Klah) itu biaya transportasi saja Rp150 ribu,” ujarnya.
Tak jauh dari spot ikan nemo itu, juga ditemukan rudal masa peninggalan Jepang di bawah laut. Namun, pihaknya masih bekerjasama dengan otoritas terkait untuk mengidentifikasi jenis rudal tersebut.
“Kita di sini spot bawah lautnya banyak. Ada spot sejarah, terkait adanya penemuan rudal di bawah laut, tapi belum teridentifikasi jenis apa dan apakah itu peninggalan Jepang atau apa,” katanya.
Sementara itu, Penjabat Wali Kota Sabang, Reza Fahlevi menegaskan bahwa kekuatan Sabang itu justru berasal dari alamnya yang dijaga dan terpelihara dengan baik sehingga bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan.
Rumah nemo ini, kata dia akan menambah sederet daftar destinasi wisata unggulan daerah sehingga wisatawan tidak hanya menumpuk di satu lokasi saja, dan menjadi pilihan baru bagi wisatawan yang datang ke Sabang.
“Kami tentu akan melakukan pembinaan dari sisi tata kelolanya. Karena ini berbasis komunitas masyarakat, jadi destinasi ini akan dikelola dengan baik oleh masyarakat juga, dengan standar-standar pelayanan yang memang sangat dibutuhkan wisatawan,” ucapnya.
Untuk berkunjung ke rumah nemo ini, jaraknya hanya sekitar 20 menit dari pusat Kota Sabang ke arah jalan menuju lokasi wisata titik 0 kilometer. Sekitar 2 kilometer dari Dermaga CT 3 Sabang, arah ke lokasi rumah nemo akan ditandai dengan gapura bertuliskan ‘wisata rumah nemo’.
Pengunjung nantinya langsung diarahkan ke area parkir sebelum turun ke bibir pantai. Di sana juga tersedia warung-warung yang menjajakan aneka ragam kuliner khas Sabang dan minuman segar seperti kelapa.