Syarat puasa pada tanggal tersebut adalah telah melakukan puasa sebelum Nisfu Syaban. Hal ini sesuai dengan penjelasan Syekh Wahbab al-Zuhaili dalam Fiqhul Islami wa Adillatuhu:
Ulama mazhab Syafi’i menyatakan, puasa setelah Nisfu Syaban diharamkan karena termasuk hari syak, kecuali ada alasan tertentu, seperti orang yang sudah terbiasa berpuasa secara terus-menerus, puasa sunnah, puasa Senin-Kamis, puasa nadzar, puasa qadha’, baik wajib maupun sunnah, puasa kafarah, dan melakukan puasa setelah Nisfu Syaban dengan syarat sudah puasa sebelumnya, meskipun hanya satu hari Nisfu Syaban.