Senin, 15 Januari 2024 – 16:34 WIB
SEMARANG – Selama ini sebutan Negeri di Atas Awan sangat melekat pada kawasan Dieng Wonosobo, Jawa Tengah. Awan dan kabut yang menyelimuti dataran tinggi tersebut memang sangat eksotis sehingga menyedot ribuan wisatawan sepanjang tahun. Apalagi di tempat itu ada kompleks candi yang seperti meneguhkan sebuah negeri bagai kahyangan.
Tapi tahukah Anda, di Semarang ternyata ada tempat yang juga layak disebut Negeri di Atas Awan seperti Dieng. Di sini, juga ada kompleks candi di pegunungan yang kerapkali diselimuti awan dan kabut yang sangat eksotis. Penasaran? Yuk, scroll untuk mengetahuinya.
Ya, namanya kawasan Candi Gedong Songo, di lereng Gunung Ungaran, Kabupaten Semarang. Menurut informasi yang terpampang di objek wisata Gedong Songo, ini adalah kompleks Candi Hindu yang dibangun pada masa yang hampir bersamaan dengan Candi Dieng.
Keistimewaan Candi Gedong Songo, masing-masing candi berada di bukit-bukit yang terpencar. Dimulai dari Candi Gedong 1 di bagian bawah hingga Gedong 5 di bukit paling atas. Gedong 6 sampai Gedong 9 atau songo (bahasa Jawa), tidak tertulis pada papan nama karena berupa reruntuhan.
Secara geografis, Kompleks Candi Gedong Songo berada di Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Nama Gedong Songo merujuk pada jumlah candi, yaitu 9 saat ditemukan oleh para peneliti pada abad ke 18 dan 19.
Akses ke kompleks Candi Gedong Songo bisa ditempuh dari Kota Semarang sejauh 40 kilometer ke arah selatan. Bisa juga dari Yogyakarta via Ambarawa dan Bandungan.
Meski di gunung, jalan menuju gerbang Candi Gedong Songo sangat mulus. Tempat parkirnya juga luas untuk mobil pribadi maupun sepeda motor.
“Asyik rutenya, tapi mesti disiapkan betul kendaraannya, karena tanjakannya lumayan tajam. Kalau pakai bus besar harus parkir di terminal bawah, nanti ke sananya naik mobil kecil,” kata Mutia, pedagang suvenir di terminal wisata Gedong Songo.
Dari gerbang, untuk sampai ke masing-masing candi harus jalan kaki atau naik kuda, tarif sewanya sekitar Rp100 ribuan. Jaraknya, total pulang pergi sekitar 2,5 kilometer naik turun. Cukup menguras tenaga memang, tapi terbayar lunas dengan paduan alam dengan bangunan peninggalan masa lalu.
Jalur kuda dengan jalur pejalan kaki dibuat sendiri-sendiri sehingga jalur pejalan kaki tidak tercemar kotoran kuda.
Waktu paling pas ke Candi Gedong Songo antara pagi atau sore, karena saat itulah kabut menyelimuti kawasan Gedong Songo bagaikan Negeri di Atas Awan.
Laporan: Teguh Joko Sutrisno