Anggota Komisi VI DPR RI Amin Ak mendesak Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk melakukan audit terhadap proyek LRT Jabodebek guna memastikan penyebab buruknya kualitas trainset LRT Jabodebek. Audit tersebut diharapkan mencakup teknologi dan proses produksinya.
Pada Rabu, 1 November, rangkaian kereta LRT Jabodebek Cibubur Line – Dukuh Atas dilaporkan mengalami mogok selama tiga menit di tengah perjalanan. Kejadian ini menambah masalah yang telah ada sebelumnya pada LRT Jabodebek, di mana banyak unit roda yang aus.
Banyaknya unit roda yang aus membuat manajemen LRT Jabodebek hanya dapat mengoperasikan 9 dari 18 trainset yang seharusnya beroperasi. Hal ini mengakibatkan waktu tunggu dan keberangkatan LRT menjadi terhambat karena sebagian trainset harus masuk ruang perawatan.
Menurut Amin, audit diperlukan untuk mengetahui apakah kualitas trainset LRT sudah sesuai standar atau belum. PT INKA, sebagai pemasok trainset LRT Jabodebek, sebelumnya telah berpengalaman memenuhi permintaan trainset LRT bagi negara lain, sehingga kualitasnya seharusnya sudah terjamin.
Apabila terdapat masalah dengan standard LRT yang digunakan di rute Jabodebek, hal ini dapat mencoreng reputasi anak bangsa dalam inovasi dan teknologi, terutama dalam bidang transportasi umum.
Audit dilakukan untuk mengetahui apakah ada masalah dengan kualitas bahan baku atau proses pengerjaannya. Jika terbukti ada pengurangan kualitas bahan, maka perlu dilakukan pemeriksaan dan penyelidikan terhadap faktor-faktor penyebabnya. Amin mengkhawatirkan adanya praktik rente dalam pengadaan trainset LRT, sehingga kualitasnya tidak memenuhi standar.
Pada Agustus 2023, pihak Siemens yang ditunjuk sebagai pemasok dan pengelola software untuk operasional LRT Jabodebek melaporkan adanya ketidaksesuaian teknis pada 31 trainset LRT buatan PT INKA. Ketidaksesuaian ini menyebabkan tidak kompatibelnya trainset dengan sistem atau software untuk pengoperasiannya.
Amin menegaskan pentingnya audit ini dari sisi reputasi kemampuan penguasaan teknologi oleh anak bangsa. Tidak boleh sampai reputasi anak bangsa rusak karena adanya penyimpangan yang terkait dengan faktor non-teknis produksi, seperti praktik rente yang mengakibatkan pengurangan kualitas bahan baku. Selama ini, upaya telah dilakukan untuk memberikan kepercayaan kepada anak bangsa. Selain itu, pemerintah juga didorong untuk mengurangi ketergantungan impor.
Buruknya kualitas trainset LRT dapat menurunkan kepercayaan publik terhadap kemampuan anak bangsa. Namun, masalah ini mungkin bukan disebabkan oleh kemampuan para insinyur kita, melainkan faktor lain.
Tidak boleh sampai sebab-sebab yang kecil merusak reputasi. Jika dibiarkan, hal ini akan menyulitkan perkembangan industri kereta api kita. Padahal, sedang dilakukan upaya untuk membangun kepercayaan publik terhadap kemampuan anak bangsa dalam teknologi perkeretaapian.