Di era sebelum perlawanan leg kedua yang tak terduga menjadi hal biasa, Super Depor adalah pembawa standar – melawan salah satu tim terbaik dalam sejarah Piala Eropa.
Pada periode 2003 hingga 2007, AC Milan yang dilatih oleh Carlo Ancelotti mencapai tiga dari lima final, memenangkan dua kali dan kalah satu kali setelah Liverpool berhasil melakukan comeback tiga gol yang tak terlupakan.
Mungkin tim Merah yang dilatih oleh Rafael Benitez mendapat inspirasi dari Depor, yang berhasil memenangkan pertandingan dengan skor 4-0 melawan Rossoneri di Riazor pada perempat final musim sebelumnya.
Sundulan tajam Walter Pandiani untuk membuka skor pada leg pertama di San Siro, sebelum Milan bangkit kembali dengan empat gol dalam delapan menit untuk mengubah situasi, memberikan sedikit harapan bagi Depor untuk kembali ke pertandingan.
Gol tandang berarti mereka hanya membutuhkan tiga gol di Riazor, namun mereka berhasil menambahkan gol keempat sebagai tambahan. Milan tetap bersaing sepanjang pertandingan – sebuah gol di Galicia akan membuat pertandingan berlanjut ke perpanjangan waktu, yang membuatnya semakin tegang hingga peluit akhir berbunyi.