Saturday, September 21, 2024
HomeprabowoPrabowo Subianto Menang Setelah Kekalahan Berulang di Pilpres, Pengamat: 'Man of The...

Prabowo Subianto Menang Setelah Kekalahan Berulang di Pilpres, Pengamat: ‘Man of The Moment’ untuk Demokrasi

Jakarta – Pengamat politik Igor Dirgantara menilai keunggulan pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dalam pilpres 2024 adalah bukti bahwa proses demokrasi di Indonesia yang dilakukan melalui pemilu berjalan dengan baik.

Menurut Igor, keunggulan ini terjadi karena Prabowo yang sebelumnya kalah dalam dua pemilihan presiden tahun 2014 dan 2019, tetap setia, konsisten, dan berjuang melalui jalur demokrasi dengan ikut dalam pemilu lagi pada tahun 2024.

“akhirnya, dalam pemilu 2024 Prabowo bisa memetik hasil dari perjuangannya. Meskipun melelahkan, namun hasilnya manis melalui jalur konstitusional. Artinya, Prabowo sekarang menjadi the Man of The Moment yang dipilih secara demokratis oleh rakyat sebagai Presiden 2024-2029,” jelas Igor kepada wartawan di Jakarta, Rabu (13/3).

Igor juga menyoroti pernyataan Prabowo setelah menjadi unggul dalam pilpres 2024 bahwa proses demokrasi di Indonesia memang melelahkan dan memerlukan biaya besar, namun hal ini harus dilakukan dan perlu ditingkatkan kualitasnya.

“Prabowo memahami bahwa demokrasi di Indonesia sangat mahal. Oleh karena itu, Indonesia membutuhkan kepemimpinan yang kuat dan tegas setelah kepemimpinan Jokowi untuk mengembalikan demokrasi kepada rakyat, bukan kepada pemodal atau pemilik modal,” kata Igor.

Igor menyatakan tidak khawatir dengan kepemimpinan Prabowo-Gibran nantinya karena Prabowo sendiri mengerti akan pentingnya check and balances sebagai tokoh nasional yang sudah lama berada di luar pemerintah.

“Ini merupakan faktor penting mengapa Prabowo akan mau mendengar kritik dan menghargai sikap oposisi saat menjadi pemimpin baru Indonesia,” tambahnya.

Igor memprediksi bahwa demokrasi Indonesia ke depan akan menjadi lebih baik di bawah kepemimpinan Prabowo-Gibran karena keduanya sudah terbukti telah melalui proses demokrasi yang tidak instan atau hanya mengandalkan popularitas semata.

“Prabowo adalah contoh bagus bagaimana membangun partai politik dari awal, bukan hanya sebagai tamu, petugas partai, atau bahkan karyawan partai. Prabowo tahu bahwa pilar demokrasi yang utama adalah partai politik,” tambahnya. (SENOPATI)

Source link

RELATED ARTICLES

Berita populer