Universitas Bung Karno menyuarakan keprihatinan terhadap kondisi demokrasi di Indonesia, pada hari Senin (5/2). Keprihatinan itu disuarakan dengan keras di depan Patung Bung Karno.
Civitas akademika dan alumni melalui Petisi “MENCEGAH KEMUNDURAN DEMOKRASI” mengkritisi Praktek Demokrasi di Indonesia menjelang Pemilu 2024 yang mengalami kemunduran dari nilai-nilai Nasionalisme dan Sosio-Demokrasi Indonesia.
Demokrasi Pemilu 2024 seharusnya tidak berjalan dengan demokrasi liberal yang dapat merusak tatanan berbangsa dan bernegara, serta menggerus nilai-nilai nasionalisme dan sosio-demokrasi, yaitu demokrasi politik dan ekonomi rakyat. Sosio-demokrasi mengabdi kepada masyarakat bukan kepentingan kelompok dan golongan.
Realitas demokrasi di Indonesia saat ini tidak mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan, nilai keadilan, nilai kesetaraan, nilai kerakyatan dan menuju pada kebebasan liberal. Saat ini, Indonesia menjalankan demokrasi liberal kapitalistik dan melahirkan penindasan politik, ekonomi, sosial dan budaya. Kedaulatan rakyat tergadaikan, serta demokrasi yang tidak berujung pada keadilan, kemakmuran, dan kesejahteraan.
Sebagai kampus penyambung lidah rakyat, civitas academika Universitas Bung Karno mengajak sivitas akademika perguruan tinggi di seluruh tanah air, untuk segera merapatkan barisan guna mengawal pelaksanaan Pemilu tahun 2024 yang adil, jujur, dan bermartabat.
Kita harus menciptakan Sosio-demokrasi, demokrasi rakyat yaitu adanya persamaan kodrat, harkat, dan martabat manusia, serta mengakui adanya persamaan derajat manusia. Sebagai arah untuk pengembangan demokrasi maka demokrasi konsep Indonesia mestinya bukan bercermin pada demokrasi liberal, namun sebuah demokrasi yang berdasarkan religius, demokrasi berkeadaban, mengutamakan kepentingan rakyat dan memihak pada rakyat dan bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.
Demikian Petisi civitas Universitas Bung Karno sebagai wujud tanggung jawab moral terhadap masyarakat bangsa dan negara Republik Indonesia.