Sabtu, 3 Februari 2024 – 08:13 WIB
Tangerang – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif berupaya mewujudkan proyeksi sport tourism atau wisata olahraga sebesar Rp18,7 triliun pada tahun 2024. Salah satu caranya yaitu mempermudah regulasi perizinan penyelenggaraan acara di Indonesia dengan melakukan digitalisasi layanan.
“Kita dari pemerintah sebagai regulator, fasilitator, yang pertama kami pastikan dulu perizinan tidak mumet, tidak pusing, dan tidak ruwet. Itu penting sekali,” kata Vinsensius Jemadu selaku Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif saat pers konferensi di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Jumat, 2 Februari 2024.
Selain menyederhanakan regulasi dan perizinan penyelenggaraan acara di Indonesia melalui digitalisasi layanan, pemerintah juga mendorong para stakeholder untuk berkolaborasi dalam meningkatkan sport tourism ini. Sebab, kata Vinsensius, jika digarap sendiri akan sulit.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif juga sedang dalam proses negosiasi dengan pihak luar untuk menjadikan Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, sebagai tuan rumah kompetisi aquabike, yang sebelumnya berlangsung di Danau Toba, Sumatera Utara, Aquabike World Jetski Championship 2023.
“Ini baru dinegosiasikan. Kalau bisa (diselenggarakan) pada 2025, karena kita harus siapkan infrastruktur juga, seperti di Danau Toba itu,” ujar Vinsen, dikutip dari Antara.
Vinsen menyatakan bahwa kegiatan sport tourism di Labuan Bajo seringkali didominasi oleh olahraga lari. Harapannya, dengan adanya aquabike, pemerintah dapat menggali potensi sport tourism di Labuan Bajo.
Selain itu, ia juga membahas mengenai kontrak F1 Powerboat Danau Toba yang direncanakan akan berlangsung selama lima tahun, yakni dari 2023 hingga 2027.
Melalui promosi pengembangan olahraga air, Vinsen berambisi agar Indonesia dapat mencapai target sport tourism senilai Rp18,7 triliun pada tahun 2024.