Pilihan untuk mengganti filter udara mobil dari produk OEM ke produk rilis brand aftermarket sering dilakukan oleh para pemilik kendaraan. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan akselerasi mesin yang lebih instan dari kondisi standar. Namun, apakah benar demikian?
Sebagaimana yang kita ketahui, ada beberapa brand filter udara aftermarket yang memproduksi saringan udara di ruang mesin untuk kendaraan roda empat. Meskipun secara fungsi tetap sama dengan produk bawaan pabrik, yaitu menyaring setiap udara yang masuk melalui saluran air intake sebelum disalurkan ke dalam mesin. Filter udara ini memiliki tugas yang mirip dengan masker manusia yang banyak dipakai ketika pandemi Covid-19, yaitu sebagai hambatan agar tidak semua material udara dari luar mengalir ke ruang mesin. Sebagian besar filter aftermarket mengklaim bahwa produk mereka bisa menghasilkan debit udara lebih banyak daripada filter OEM.
Namun, sebelum mengganti filter udara OEM dengan aftermarket, pemilik kendaraan harus mengetahui kelebihan dan kelemahan dari filter udara jenis ini. Di pasaran terdapat berbagai merek dan jenis filter udara aftermarket, mulai dari perbedaan bahan filter yang digunakan hingga model filternya.
Filter udara untuk mobil terdiri dari berbagai bahan yang digunakan sebagai media filtrasi komponen tersebut. Ada yang menggunakan bahan kertas, hingga stainless steel. Filter udara berbahan kertas umumnya dipakai sebagai filter OEM, sementara filter berbahan cotton atau katun biasanya diproduksi oleh pabrikan komponen aftermarket otomotif. Selain itu, terdapat juga filter udara berbahan stainless steel yang memiliki kerapatan pori-pori lebih besar, sehingga aliran udara yang masuk ke ruang mesin pun lebih deras.
Jenis filter udara mobil juga dibedakan berdasarkan bentuk dan posisi penempatannya. Ada filter udara model replacement yang bertugas menggantikan filter OEM dengan kualitas yang lebih baik, serta filter model open element yang posisinya di luar tanpa membutuhkan box filter. Filter replacement dianggap pilihan terbaik untuk pemilik kendaraan yang masih menggunakan mobilnya untuk aktifitas sehari-hari namun ingin disertai penambahan akselerasi mesin yang lebih baik. Sementara filter open element lebih cocok digunakan untuk ajang balap yang membutuhkan debit udara masuk lebih banyak saat mesin melakukan kinerja maksimal.
Seiring waktu pemakaian, filter udara akan mengumpulkan kotoran dan partikel lainnya yang dapat menghambat aliran udara bersih dari luar untuk dibutuhkan ke ruang mesin. Oleh karena itu, setiap filter udara harus dibersihkan secara berkala. Filter OEM atau aftermarket berbahan kertas perlu diganti maksimal tiap 20.000 km, sementara filter berbahan cotton atau stainless steel tidak perlu diganti namun perlu dibersihkan secara berkala tiap 10.000 – 20.000 km.
Ada beberapa tanda yang dapat menunjukkan bahwa filter udara harus diganti atau dibersihkan, seperti penumpukan debu, penurunan tenaga mobil, perubahan warna asap dari knalpot, bahan bakar menjadi lebih boros, dan lampu indikator menyala serta mesin sulit dihidupkan. Oleh karena itu, pemilik kendaraan disarankan untuk memeriksa kondisi filter udara secara rutin agar mesin tetap beroperasi optimal.