MWC NU Giliraja di Lapangan Samudera, Desa Banbaru, Pulau Giliraja, Sumenep, Jawa Timur, mengadakan salat Istisqa. Salat ini dihadiri oleh sekitar 500 warga NU Giliraja.
Mustasyar MWC NU Giliraja Kiai Subhan Khatib menjelaskan bahwa salat Istisqa ini bukan sekadar permohonan agar turun hujan. Lebih dari itu, juga sebagai momentum untuk merefleksikan diri atas segala perilaku keseharian masyarakat Giliraja yang telah melakukan maksiat. Kiai Subhan berpesan agar masyarakat menyesali kesalahan yang telah dilakukan.
Kiai Subhan juga menegaskan bahwa perbuatan dosa dan maksiat yang dilakukan umat manusia dapat menjadi penghalang turunnya hujan dan rahmat Allah. Dia juga mengimbau agar warga dapat membaca selawat dan istighfar untuk mewujudkan cita-cita sebagai “Pulau Selawat”.
Ketua MWCNU Giliraja kiai Ach. Fauzan juga meminta kepada warga untuk merawat Pulau Giliraja dengan melakukan kemaslahatan, baik di darat ataupun di laut. Dia menegaskan bahwa segala sesuatu yang menimpa mereka adalah akibat dari perbuatan mereka sendiri.
Para petani di Pulau Giliraja juga mengeluhkan bahwa tanaman jagung mereka sudah mengering karena tidak ada hujan selama seminggu. Hal ini membuat mereka diperkirakan akan menanam lagi akibat minimnya hujan.
Penulis: Wildan Mukhlishah Sy
Editor: Mahrus Sholih