Saturday, September 21, 2024
HomeBeritaNgopi Bareng Petani Hutan di Rembang Bersama Kaesang

Ngopi Bareng Petani Hutan di Rembang Bersama Kaesang

Ribuan petani hutan hadir saat menghadiri Ngopi Bareng Mas Kaesang di Taman Pantai Kartini, Rembang, pada Minggu 17 Desember 2023. (Gambar: Gunawan/Suara Indonesia).
SUARA INDONESIA, REMBANG – Ribuan anggota Kelompok Tani Hutan (KTH) yang didampingi oleh Perkumpulan Rejo Semut Ireng, perwakilan dari Kabupaten Pati, Rembang, Blora, dan Bojonegoro memenuhi Taman Pantai Kartini, Rembang, Jawa Tengah untuk Ngopi Bareng (Ngobar) dan menyampaikan aspirasi bersama Kaesang Pangarep.
Sebanyak 67.000 penerima manfaat dari perhutanan sosial dari 157 KTH yang hadir tampak sangat antusias, datang menggunakan bus, truk, dan bahkan kendaraan bermotor.
“Beliau hadir bukan sebagai tokoh partai politik atau calon presiden dan wakil presiden. Namun, dia datang secara pribadi ingin bertemu dengan masyarakat di Pantai Kartini, Rembang. Ribuan warga terlihat sangat antusias,” kata Koordinator Semut Ireng Kabupaten Rembang, Miarizky.
Rizky mengatakan bahwa dengan “Ngobar Bareng Mas Kaesang” kegiatan bersama ribuan masyarakat KTH ini dibuat lebih santai untuk menyampaikan keluhan para petani hutan dan menerima aspirasinya secara langsung.
“Dengan suasana santai ini, keluhan dan aspirasi petani hutan dapat tersampikan langsung kepada Mas Kaesang,” katanya di Taman Pantai Kartini Rembang, pada Minggu (17/12/2023).
“Mendengar Mas Kaesang turun langsung dan sangat mendadak, waktu hanya dua (2) hari untuk mengumpulkan ribuan petani hutan,” tambah pembina Rejo Semut Ireng, Harsono.
Para petani hutan, kata Harsono, menyampaikan keluhan terkait problematika pupuk dan program Kawasan Hutan Dengan Pengelolaan Khusus (KHDPK) Perhutanan Sosial.
“Perpres No. 28 Tahun 2023 tentang Perencanaan terpadu Percepatan Pengelolaan Perhutanan Sosial, juga disampaikan secara langsung ke Mas Kaesang,” jelasnya.
Meskipun ada Perpres itu, Harsono menerangkan, petani hutan masih merasa terpinggirkan, ada diskriminasi. Implementasi di lapangan pihak terkait terkesan tidak ada keseriusan dalam memberikan pupuk bersubsidi.
“Masih berjuang para petani dalam mendapatkan pupuk bersubsidi,” katanya.
Salah satu petani hutan, Umi, warga setempat mengaku dilema pendistribusian pupuk bersubsidi di daerahnya tidak merata.
“Mboten roto loh mas, distribusi pupuk subsidi ne (tidak merata mas, pembagian pupuk subsidi nya),” ungkap Umi, mencurahkan perasaannya.
Menanggapi problema petani hutan, istri Erina Gudono, Kaesang Pangarep mengatakan bahwa semua orang memiliki hak yang sama. Semua data, KTP, dan kelengkapan lainnya ada, berhak mendapatkan pupuk bersubsidi.
“Ada hak untuk mendapatkannya (pupuk bersubsidi, red),” katanya saat berdialog dengan petani hutan.
Putra sulung Presiden RI, Ir. Joko Widodo, mengatakan bahwa perlu ada kerjasama dengan pihak ketiga untuk menjawab dan menawarkan solusi bersama, menjawab permasalahan petani hutan.
“Perlu ada upaya dan usaha, bersama lintas sektoral terkait seperti dinas pertanian, ATR/BPN, LHK untuk dapat memberikan solusi dan memecahkan permasalahan petani hutan, sehingga tidak bergejolak,” katanya.
Pewarta: Gunawan
Editor: Mahrus Sholih
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

RELATED ARTICLES

Berita populer