Liputan6.com, Jakarta – Wanita dengan gangguan hiperkolesterol perlu waspada terhadap gejala menopause yang memberatkan terutama pada risiko penyakit kardiovaskular akibat kurangnya hormon estrogen. Hal tersebut diungkapkan oleh spesialis obstetri dan ginekologi dr. Devi Marischa Malik, Sp.OG.
“Jika ada gangguan hiperkolesterol, risiko akan lebih meningkat karena lebih rentan terhadap gangguan jantung dan pembuluh darah,” kata Devi dalam diskusi kesehatan online di Jakarta, Minggu, seperti dilansir Antara.
Devi menyatakan bahwa risiko penyakit kardiovaskular pada wanita akan meningkat seiring bertambahnya usia, terutama setelah memasuki fase menopause.
Penurunan hormon estrogen pada fase tersebut berdampak pada jantung dan pembuluh darah. Keluhan lainnya juga dapat menyebabkan sering berkeringat di malam hari yang mirip dengan gejala infeksi paru-paru.
“Keluhan dapat menjadi lebih parah, salah satunya dengan hot flashes atau sensasi panas hingga berkeringat, biasanya terjadi di malam hari. Tetapi perlu diwaspadai juga kemungkinan infeksi paru-paru, sehingga perlu diperhatikan dengan baik,” ujarnya.
Dokter yang berpraktik di RS Permata Depok ini juga menambahkan bahwa keluhan pada wanita yang mengalami menopause dapat dimulai dari masalah pada otak seperti masalah ingatan yang mudah lupa, serta rambut yang cenderung rontok.
Persendian juga akan terpengaruh karena menopause menjadi faktor awal munculnya osteoporosis, sehingga disarankan bagi wanita untuk mengonsumsi tambahan kalsium dan vitamin D3.