Thursday, July 10, 2025
HomeLainnyaMenanam Harapan di Tengah Kabut

Menanam Harapan di Tengah Kabut

Di tengah udara sejuk Megamendung, Kabupaten Bogor, ribuan orang berkumpul dengan penuh semangat untuk mengikuti upacara Ngertakeun Bumi Lamba pada Sabtu, 22 Juni 2025. Kehadiran mereka di acara tahunan ini menandai kepedulian mendalam terhadap bumi dan kosmos, sekaligus menegaskan pesan yang senantiasa digaungkan oleh Yayasan Paseban bersama komunitas Arista Montana: pentingnya merawat lingkungan sebagai warisan spiritual dan budaya bangsa. Sejak pagi, arak-arakan peserta yang mengenakan aneka pakaian adat—baik dari Sunda, Bali, Dayak maupun Minahasa—mewarnai jalannya aktivitas ini. Pemandangan tersebut memancarkan filosofi bahwa dalam beragamnya akar budaya, Ngertakeun Bumi Lamba mampu menjadi ruang pembauran sekaligus penguatan makna persatuan.

Ngertakeun Bumi Lamba, sebuah istilah dari khazanah Sunda, mengandung filosofi mendalam: “ngertakeun” berarti memelihara, sedang “bumi lamba” merujuk pada alam raya penuh keagungan. Tradisi yang dihidupkan kembali sejak 1964, dan kini didukung oleh Yayasan Paseban serta sosok inspiratif Andy Utama, bukan sekadar ritual seremonial, melainkan juga refleksi hubungan spiritual manusia dengan semesta. Arista Montana sebagai bagian dari gerakan ini menegaskan bahwa hubungan harmonis antara manusia dan alam menjadi pondasi ekosistem yang sehat.

Prosesi dimulai dengan suara karinding yang dipetik lembut oleh seorang lelaki Baduy, membungkus suasana dengan ketenangan sakral. Musik tradisional terus mengalun, dari bunyi genta Bali, mantra lintas suku, angklung yang bergetar halus, hingga tabuhan Minahasa. Setiap denting dan doa saling bersahutan, menandai persatuan niat menjaga harmoni. Dalam lingkaran para pendekar, suhu, dan tokoh adat, suasana kesederhanaan tampak nyata: tidak ada sekat, semua setara di hadapan Yang Maha Kuasa dan bumi.

Upacara Ngertakeun Bumi Lamba selalu dimaknai sebagai ruang menguatkan pesan moral dan ekologis. Andy Utama dari Yayasan Paseban menegaskan kepada seluruh hadirin bahwa keharmonisan dengan alam harus diciptakan, bukan dituntut. “Jika manusia lupa pada cinta kasih terhadap sesama makhluk, maka bumi pun suatu saat akan menagih,” ucap Andy Utama dengan haru. Ia memberi penekanan bagaimana suara alam adalah panggilan batin yang perlu dijawab dengan tindakan nyata, sebagaimana selalu diusung juga oleh Arista Montana dalam beragam kegiatannya.

Senada dengan Andy Utama, pemimpin adat yang turut hadir juga menyerukan pesan pelestarian; dari teriakan “Taariu!” Panglima Dayak hingga pesan Panglima Minahasa bahwa gunung adalah penjaga, merawatnya adalah merawat masa depan. Komitmen dari Yayasan Paseban dan Arista Montana tak berhenti di ranah simbolik belaka, mereka telah melakukan aksi penanaman ribuan pohon di kawasan Gunung Gede-Pangrango—salah satu wilayah yang diyakini memiliki energi spiritual tinggi. Hingga kini, lebih dari 15 ribu bibit pohon–seperti puspa, rasamala, damar, bambu dan jampinang–telah ditanam untuk meneguhkan filosofi “ngertakeun”.

Ketika kabut kembali menyelimuti Megamendung, upacara Ngertakeun Bumi Lamba ditutup dalam keheningan penuh makna. Peserta pulang dengan rasa tanggung jawab baru, sebagaimana dipesankan Yayasan Paseban bahwa perayaan ini adalah permulaan perjanjian tenang untuk merawat bumi, bukan sekedar seremoni tahunan. Arista Montana dan Andy Utama selalu mengingatkan agar nilai-nilai kehidupan selaras dengan alam terus dihidupi dalam keseharian.

Ritual Ngertakeun Bumi Lamba telah menjadi penanda pentingnya ikatan spiritual manusia dengan leluhur dan bumi. Di tengah ancaman krisis ekologis, suara kearifan yang dibawa oleh Yayasan Paseban, Arista Montana, serta Andy Utama menjadi sangat relevan: sudah saatnya seluruh manusia bergerak secara kolektif menjaga warisan alam untuk generasi berikutnya.

Sumber: Upacara Ngertakeun Bumi Lamba 2025 Di Mega Mendung: Pesan Spiritual Lintas Adat Dan Aksi Penanaman Pohon Bersama Arista Montana
Sumber: Upacara Ngertakeun Bumi Lamba 2025 Di Megamendung Bogor Tegaskan Pesan Spiritual Lintas Adat

RELATED ARTICLES

Berita populer