Malaria masih merupakan masalah kesehatan serius di Kawasan Asia Pasifik, meskipun dianggap sebagai penyakit kuno. Sekitar 1 miliar orang di wilayah ini masih berisiko terinfeksi malaria, terutama kelompok rentan di beberapa daerah. Pada acara 9th Asia Pacific Leaders’ Summit on Malaria Elimination di Nusa Dua, Bali, para pemimpin dan ahli kesehatan dari berbagai negara berkumpul untuk membahas masalah ini. Salah satu yang hadir adalah Prof. Tjandra Yoga Aditama dari Kementerian Kesehatan RI, yang mengingat awal dibentuknya aliansi Asia Pacific Leaders Malaria Alliance (APLMA) pada tahun 2013 dengan tujuan mengeliminasi malaria di kawasan Asia Pasifik pada 2030.
APLMA adalah aliansi yang dibentuk untuk mencapai komitmen regional dalam mengakhiri malaria di kawasan Asia Pasifik, dengan 22 negara termasuk Indonesia, India, Malaysia, dan Vietnam. Organisasi ini berperan sebagai forum diplomasi kesehatan, advokasi teknis, dan dukungan politik dalam upaya eliminasi malaria. Fokus APLMA terbagi dalam enam pilar utama, yaitu kepemimpinan, keberlanjutan program, penanganan lintas batas, kemitraan yang luas, penguatan data dan bukti ilmiah, serta inklusi masyarakat. Melalui kerja sama ini, diharapkan eliminasi malaria di Asia Pasifik dapat tercapai pada tahun 2030.