Jamu adalah ramuan tradisional yang berasal dari Indonesia. Menurut Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), asal kata “jamu” berasal dari kata “Jawa” dan “ngramu” yang artinya ramuan buatan orang Jawa. Namun, ada juga yang berpendapat bahwa kata “jamu” berasal dari bahasa Jawa Kuno yang berarti metode penyembuhan dengan herbal. Proses pembuatan jamu sederhana, hanya dengan mengambil sari dari perasan atau tumbukan tanaman herbal seperti kunyit, temulawak, jahe, kencur, dan kayu manis.
Beberapa jenis jamu tradisional yang masih diminati masyarakat antara lain Kunyit Asam, Beras Kencur, Kunci Sirih, Cabai Jawa (Puyang), dan Pahitan. Kunyit Asam terkenal memiliki manfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh, meredakan nyeri haid, dan menurunkan tekanan darah. Sementara Beras Kencur dapat meningkatkan nafsu makan, meredakan pegal linu, dan menurunkan kolesterol. Kunci Sirih, yang terbuat dari berbagai bahan seperti temu kunci dan daun sirih, memiliki manfaat untuk mengatasi keputihan dan mengurangi bau badan. Cabai Jawa (Puyang) dikenal dengan rasanya yang pedas-pahit dan manfaatnya untuk mengatasi masuk angin dan tekanan darah rendah. Sementara Pahitan, yang mengandung bahan pahit seperti sambiloto dan brotowali, dipercaya bisa mengatasi gatal dan gangguan pencernaan.
Dengan upaya promosi digital, pendekatan edukatif, serta dukungan regulasi yang memudahkan pelaku usaha, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) berharap jamu bisa kembali populer di kalangan generasi muda sebagai pilihan utama dalam menjaga kesehatan secara alami dan berkelanjutan.