Yayasan Filantropi yang dipimpin oleh Bill Gates, yaitu Gates Foundation akan memberikan dukungan kepada Indonesia dalam penemuan kasus tuberkulosis melalui pengembangan alat diagnostik inovatif. Alat ini menggunakan air liur sebagai sampel, bukan sampel sputum atau dahak seperti biasanya digunakan.
Direktur Gates Foundation untuk Asia Selatan dan Tenggara, Hari Menon, menjelaskan bahwa penggunaan sampel sputum untuk diagnostik tuberkulosis seringkali sulit karena proses pengambilan sampelnya memerlukan batuk. Selain itu, kualitas sputum yang buruk juga dapat menghasilkan hasil yang tidak akurat.
Melihat kendala ini, Gates Foundation menjelaskan bahwa tes berbasis air liur sedang dikembangkan oleh perusahaan China dan India untuk memenuhi kebutuhan di Indonesia. Pengambilan sampel air liur dinilai lebih mudah dan teknologinya lebih canggih sehingga memberikan hasil yang lebih akurat.
Alat diagnostik berbasis air liur ini tidak hanya mudah digunakan dan akurat, namun juga lebih terjangkau harganya sehingga dapat membantu menekan biaya. Alat ini diharapkan bisa digunakan dalam program-program kesehatan pemerintah seperti Cek Kesehatan Gratis atau program nasional lainnya.
Hari menekankan bahwa keputusan penggunaan alat diagnostik ini dalam program kesehatan akan diserahkan kepada pemerintah Indonesia. Dengan adanya teknologi ini, diharapkan deteksi tuberkulosis di Indonesia dapat dilakukan dengan lebih mudah dan akurat.