Friday, May 23, 2025
HomeLainnyaPerbandingan Keamanan Kripto: Open Source vs Closed Source

Perbandingan Keamanan Kripto: Open Source vs Closed Source

Dunia kripto awalnya dikenal sebagai gerakan akar rumput yang penuh semangat terbuka (open source). Teknologi seperti Bitcoin diciptakan untuk bisa dilihat, diperiksa, dan dikontribusikan oleh siapa pun. Prinsip transparansi dan keterbukaan menjadi pondasi utama yang memungkinkan orang mempercayai sistem ini karena dapat diverifikasi secara independen.

Namun, dengan perkembangan teknologi kripto, muncul tantangan dari sisi open source. Proyek baru seperti platform smart contract dan aplikasi keuangan terdesentralisasi (DeFi) seringkali mengalami penggandaan kode oleh pihak lain (disebut “fork”) untuk menciptakan produk serupa dengan orientasi keuntungan daripada idealisme awal.

Contoh dari Cointelegraph.com menunjukkan bahwa banyak versi tiruan dari Uniswap dan Ethereum lebih mementingkan kecepatan dan biaya rendah daripada desentralisasi. Akibatnya, beberapa tim pengembang beralih menjadi closed source dengan tujuan melindungi desain dan mencegah penyalahgunaan oleh pihak jahat. Namun, pendekatan ini juga dikritik karena dianggap sebagai “keamanan melalui kerahasiaan” yang sebenarnya hanya menyembunyikan kelemahan sistem.

Pilihan untuk menjadi tertutup dianggap bertentangan dengan semangat awal dunia kripto yang menekankan keterbukaan, transparansi, dan kontrol dari komunitas luas bukan hanya dari segelintir orang. Awalnya dimulai oleh para “cypherpunk” dan penggemar kebebasan digital, dunia kripto mulai berubah menjadi lebih mirip dengan institusi keuangan konvensional yang sebelumnya mereka ingin lawan.

Source link

RELATED ARTICLES

Berita populer