Saturday, April 19, 2025
HomeLainnyaSentimen Naik Turun Harga Bitcoin Pasca Terkena Tarif AS

Sentimen Naik Turun Harga Bitcoin Pasca Terkena Tarif AS

Pada 6 April, harga kripto mengalami penurunan tajam setelah pasar saham berjangka Amerika Serikat mengalami penurunan. Penyebabnya adalah pemerintahan Trump yang menerapkan kebijakan tarif yang lebih ketat terhadap negara-negara lain. Mulai 5 April, semua negara dikenakan tarif 10%, tetapi beberapa negara seperti China, Uni Eropa, dan Jepang kena tarif lebih tinggi. Dampaknya, Bitcoin turun lebih dari 6% menjadi sekitar USD 77.883 dan Ether juga mengalami penurunan lebih dari 12% ke USD 1.575. Total nilai pasar kripto juga turun lebih dari 8%, menjadi sekitar USD 2,5 triliun.

Meskipun demikian, terjadi sedikit pemulihan di pasar kripto. Bitcoin kembali naik 1,4% menjadi USD 78.500 dan Ether ke USD 1.594. Indeks Crypto Fear & Greed, yang mengukur sentimen investor, turun ke angka 23 pada 7 April, menunjukkan bahwa pasar sedang dalam kondisi sangat takut. Menurut kepala keuangan dari BTC Markets di Australia, Charlie Sherry, penurunan ini dapat dianggap sebagai hal yang wajar karena kebanyakan hari Minggu pasar global cenderung sepi.

Namun, ada pula pandangan optimis dari beberapa pihak. Arthur Hayes, pendiri BitMEX, berpendapat bahwa meskipun tarif mempengaruhi pasar, hal ini bisa justru mendorong kenaikan harga Bitcoin dalam waktu dekat. Sementara itu, pasar saham Amerika juga terpengaruh oleh kekhawatiran tersebut. Kontrak berjangka untuk indeks S&P 500 turun hampir 4%, sedangkan Nasdaq dan Dow Jones juga mengalami penurunan signifikan.

Analis pasar The Kobeissi Letter bahkan menyebutkan bahwa S&P 500 sudah masuk ke zona bear market setelah mengalami penurunan selama 32 hari terakhir. Tom Dunleavy dari firma MV Global bahkan mengatakan bahwa ini bisa menjadi salah satu penurunan tiga hari terburuk dalam sejarah pasar saham AS jika tren tersebut berlanjut. Sepertinya pasar finansial masih akan diwarnai ketidakpastian akibat kebijakan tarif yang baru diterapkan.

Source link

RELATED ARTICLES

Berita populer