Friday, June 20, 2025
HomeCrypto3 Modus Peretasan Kripto yang Sering Digunakan

3 Modus Peretasan Kripto yang Sering Digunakan

Serangan peretasan terhadap platform perdagangan kripto global Bybit dengan kerugian mencapai USD 1,46 miliar atau sekitar Rp 23,8 triliun dalam bentuk Ethereum (ETH) menjadi perhatian serius bagi industri aset digital. Insiden ini menyoroti urgensi peningkatan sistem keamanan bagi para pelaku industri. Serangan kripto adalah upaya peretasan yang menargetkan jaringan blockchain, dompet digital, atau transaksi aset kripto dengan tujuan mencuri aset atau mengeksploitasi kelemahan sistem demi keuntungan pelaku.

Korban serangan kripto bisa berasal dari berbagai kalangan, mulai dari investor ritel hingga perusahaan yang bergerak di industri kripto seperti bursa, platform keuangan terdesentralisasi (DeFi), aplikasi berbasis blockchain, hingga jaringan blockchain itu sendiri. Ada beberapa modus kejahatan dan peretasan kripto yang sering terjadi, di antaranya adalah Flash Loan Attack. Serangan ini terjadi pada platform DeFi, di mana pengguna bisa meminjam aset tanpa memberikan jaminan menggunakan layanan pinjaman cepat (flash loan). Smart contract yang mengatur sistem ini memastikan bahwa semua persyaratan harus terpenuhi sebelum transaksi dapat disetujui. Namun, jika peretas memahami cara kerja smart contract ini, mereka bisa mengeksploitasi celahnya. Dengan teknik manipulasi pasar, peretas dapat memperoleh keuntungan besar dalam waktu singkat sebelum akhirnya melunasi pinjamannya. Jika proses ini berhasil dilakukan dalam satu transaksi, maka peretasan tidak dapat dibatalkan dan dana yang dicuri pun hilang. Sebagai informasi, keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca dan disarankan untuk mempelajari dan menganalisis sebelum membeli dan menjual kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Source link

RELATED ARTICLES

Berita populer