Banyak ibu hamil yang kerap bertanya-tanya apakah aman bagi mereka untuk naik pesawat terbang saat sedang hamil. Menurut dokter spesialis obstetri dan ginekologi subspesialis fetomaternal Astrid Fransisca Padang, pada umumnya aman bagi ibu hamil untuk naik pesawat terbang.
“Mengenai naik pesawat, ini adalah pertanyaan umum dari banyak pasien. Dari kami (dokter obstetri dan ginekologi), kita mengizinkan untuk naik pesawat hingga usia kehamilan 36 minggu,” ujar Astrid.
Tentang durasi penerbangan, pada usia kehamilan di atas 36 minggu disarankan untuk tidak naik pesawat selama lebih dari 6 jam.
“Disarankan untuk tidak melakukan perjalanan jauh, terutama saat trimester 3, yaitu perjalanan kurang dari enam jam,” kata Astrid.
“Untuk trimester kedua, ibu hamil boleh melakukan penerbangan selama lebih dari 6 jam,” lanjut wanita yang praktik di RSPI Puri Indah Jakarta.
Beberapa maskapai penerbangan memperbolehkan ibu hamil dengan usia kehamilan 37-38 minggu. Namun, ada syaratnya, yaitu harus mendapatkan izin dari dokter dengan memiliki surat keterangan dari dokter tersebut untuk memastikan bahwa kondisi ibu dan janin dalam keadaan sehat, seperti yang dijelaskan oleh dokter spesialis obstetri dan ginekologi subspesialis kedokteran fetomaternal Better Versi Paniroi dalam kesempatan yang berbeda.
Melalui pemeriksaan fisik, dokter dapat memprediksi apakah ibu hamil tersebut akan melahirkan dalam waktu dekat atau tidak. Contohnya, melalui pemeriksaan USG, dokter dapat melihat panjang serviks atau mulut rahim ibu hamil apakah ada potensi untuk melahirkan dalam waktu dekat atau tidak.
“Yang dikhawatirkan adalah jika kelahiran terjadi di dalam pesawat,” kata Better di Jakarta Pusat.
Menurut Better, pada ibu hamil dengan usia kehamilan 34 minggu secara teoritis memiliki potensi kelahiran sebesar 10-20 persen. Namun, perlu diingat bahwa untuk ibu hamil yang akan melahirkan untuk pertama kalinya, proses pembukaan serviks 1-3 membutuhkan waktu yang cukup lama.