Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Dr Sumarjaya, , SKM, MM, MFP, C.F.A mengatakan, layanan darurat medis 119 yang terintegrasi dengan SatuSehat Mobile akan memberikan hasil positif pada masa yang akan datang. Menurutnya, informasi terkait rekam medis pasien yang terintegrasi akan membantu dalam sistem penanggulangan gawat darurat terpadu (SPGDT). Sistem tersebut mencakup pelayanan pra-rumah sakit, rumah sakit, hingga rujukan antara rumah sakit.
“Pertama, dengan terintegrasi di SATUSEHAT Mobile diharapkan informasi terkait rekam medis atau medical record korban/pasien pasien bisa terintegrasi, mulai dari layanan ambulans di pra-rumah sakit, dengan layanan di rumah sakit, dan antar rumah sakit,” ujar Sumarjaya, dikutip laman Sehatnegeriku.
Pra-rumah sakit adalah pelayanan medis darurat yang diberikan kepada korban sebelum mereka sampai ke rumah sakit. Dalam Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT), pelayanan pra-rumah sakit merupakan bagian penting. SPGDT merupakan sistem yang menghubungkan penanganan gawat darurat mulai dari pra-rumah sakit, rumah sakit, hingga rujukan antara rumah sakit. Selain itu, integrasi layanan gawat darurat medis 119 dengan SATUSEHAT Mobile diharapkan dapat mempercepat respons tanggap darurat medis.
“Di samping itu, output kedua, yang utama adalah diharapkan respons menjadi lebih cepat dengan sistem informasi dan komunikasi yang terintegrasi,” lanjut Sumarjaya. Masyarakat di seluruh kabupaten/kota di Indonesia dapat mengakses layanan darurat 119, kata Sumarjaya. Ini artinya, masyarakat tetap dapat menghubungi layanan 119 melalui nomor yang sama dari wilayahnya masing-masing. Sementara itu, daerah yang belum memiliki PSC atau Pusat Pelayanan Kesehatan Terpadu, penggilan kegawatdaruratan 119 akan diteruskan ke rumah sakit terdekat.
“Nomor darurat 119 bisa diakses di semua kabupaten/kota. Untuk kabupaten/kota yang belum memiliki PSC, panggilan kegawatdaruratan akan diteruskan ke rumah sakit terdekat,” kata Sumarjaya.