Monday, March 24, 2025
HomeResepMirin dan Shoyu Haram, Ini Tips ke Restoran Jepang yang Belum Berlogo...

Mirin dan Shoyu Haram, Ini Tips ke Restoran Jepang yang Belum Berlogo Halal 

Selasa, 17 September 2024 – 05:00 WIB

Jakarta, VIVA – Banyak yang berpikir bahwa makan di restoran Jepang aman bagi umat Muslim karena tidak mengandung babi. Namun, ternyata ada bumbu dapur yang sering digunakan dalam hampir semua masakan Jepang yang tidak halal.

Baca Juga :

Mirin dan Shoyu dalam Sushi Hingga Ramen Tidak Halal, Gimana Cara Bedakan Rasanya?

Bumbu tersebut adalah mirin dan shoyu. Mirin sering ditambahkan pada sushi dan memiliki rasa manis. Namun, bumbu cair berwarna kuning ini mengandung alkohol dengan kadar 10-14 persen, sehingga dianggap haram. Gulir ke bawah untuk informasi lebih lanjut, yuk!

Sementara itu, shoyu biasanya ditambahkan pada kuah ramen atau udon, yang juga tidak halal. Menurut Ahli Gaya Hidup Halal, Anca Syah, kedua bumbu tersebut sering digunakan di semua restoran Jepang, terutama yang belum memiliki sertifikasi halal.

Baca Juga :

Suka Makan Sushi Hingga Ramen? Awas, Mirin dan Shoyu yang Ada di Dalamnya Ternyata Tidak Halal

“Mirin itu seperti bumbu, jika di Indonesia seperti mecin yang digunakan dalam hampir semua masakan Jepang. Jadi jika makanan Jepang mengandung mirin, maka makanan tersebut menjadi haram,” kata Anca saat ditemui di Jakarta baru-baru ini.

“Begitu juga dengan shoyu. Shoyu bisa dianggap haram karena mengandung alkohol. Dan kadang-kadang ada beberapa merek yang mencampurkan shoyu dengan mirin,” tambahnya.

Baca Juga :

Ini Rangkaian yang Harus Dilalui untuk Mendapatkan Sertifikasi Halal

Ilustrasi Ramen

Ilustrasi Ramen

Photo :

  • VIVA.co.id/ Tasya Paramitha

Sayangnya, masih banyak restoran Jepang di Indonesia yang belum bersertifikasi halal. Bagaimana cara memastikan restoran tersebut tidak menggunakan mirin atau shoyu dalam sushi, ramen, atau udon mereka?

“Tanyakan kepada manajer atau koki, jangan kepada pelayan. Karena pelayan mungkin tidak tahu, namun koki akan memberikan informasi. Mereka sangat paham tentang bahan-bahan yang halal dan haram,” jelas Anca.

Khusus untuk negara-negara yang belum menggunakan aplikasi untuk memeriksa kehalalan makanan, Anca menyarankan untuk memeriksa bahan-bahan yang digunakan.

“Jika di restoran, cari tahu restoran yang ramah muslim. Sedangkan jika membeli makanan kemasan, periksa ingredient-nya,” ungkapnya.

“Yang paling aman adalah mencari makanan yang vegan, namun pastikan tidak mengandung alkohol. Namun umumnya sekarang banyak negara yang menyediakan aplikasi ramah muslim, seperti di Eropa, Jepang, dan Korea. Saya belum menemukan di Indonesia,” tambah Anca Syah.

Halaman Selanjutnya

“Tanyakan kepada manajer atau koki, jangan kepada pelayan. Karena pelayan mungkin tidak tahu, namun koki akan memberikan informasi. Mereka sangat paham tentang bahan-bahan yang halal dan haram,” jelas Anca.

Halaman Selanjutnya

Source link

RELATED ARTICLES

Berita populer