Teh hijau dikenal karena khasiatnya yang telah lama diketahui. Minuman alami ini memiliki sifat antioksidan dan baru-baru ini, para pengaruh -terutama di luar negeri- menyebutnya sebagai Ozempic (obat diabetes) alami.
Meskipun para ahli mengatakan bahwa beberapa klaim terkait dengan teh hijau terlalu dibesar-besarkan, namun minuman tersebut kemungkinan memberikan dampak positif lebih dari yang diperkirakan sebelumnya.
Daun teh mengandung katekin, sejenis polifenol dan flavonoid yang melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan seiring bertambahnya usia.
Diketahui, daun teh mengandung lebih banyak katekin dibandingkan makanan atau minuman lainnya, dan teh hijau, yang mengalami lebih sedikit pemrosesan dibandingkan jenis teh lainnya, cenderung mempertahankan kandungan katekinnya.
Salah satu katekin tersebut adalah EGCG, yang berperan dalam melawan peradangan dan melindungi sel.
Anda dapat memperoleh manfaat maksimal dari secangkir teh hijau dan dosis EGCG tertinggi dengan meminum teh hijau bubuk atau kemasan siap seduh yang baru. Kandungan katekin dapat berkurang sebanyak 30 hingga 50 persen jika teh hijau tidak dikonsumsi dalam waktu enam bulan.
Sesuai dengan toleransi individu terhadap kafein, disarankan untuk mengonsumsi 2 hingga 4 cangkir teh hijau per hari. Mengonsumsi dalam jumlah yang lebih banyak tidak akan menambah manfaat tambahan dari teh hijau.
Konsistensi dalam mengonsumsi teh hijau sangat penting karena manfaatnya bagi tubuh bersifat kumulatif. Salah satu manfaatnya adalah baik untuk kesehatan jantung. Penelitian telah menunjukkan bahwa kebiasaan minum teh hijau dapat mengurangi risiko penyakit jantung dan stroke, risiko penyakit jantung dan stroke fatal, serta risiko kematian akibat berbagai penyebab sebesar 25 persen, seperti yang dilansir oleh New York Post.