Monday, September 16, 2024
HomeBeritaSumbar Membutuhkan Gubernur Baru yang Visioner dan Independen, Bukan Hanya Seorang Petugas...

Sumbar Membutuhkan Gubernur Baru yang Visioner dan Independen, Bukan Hanya Seorang Petugas Partai

KABAR DPR – Peluang pasangan Cagub Cawagub Sumatera Barat Epyardi Asda – Ekos Albar (EAEA) untuk menang dalam Pilgub Sumatera Barat 2024 lebih terbuka, karena pasangan ini berani membawa semangat perubahan.

“Orang Sumatera Barat di dalam dan luar daerah membutuhkan perubahan. Karena selama 15 tahun pembangunan Sumatera Barat stagnan. Contohnya pembangunan jalan tol Padang Sicincin yang masih belum selesai hingga saat ini. Padahal jalan tol tersebut sangat penting untuk mempersingkat jarak perjalanan kendaraan,” kata Ben Ibratama Tanur, seorang pengamat politik dari Tan Malaka Institute (Pusat Kajian Pemikiran dan Perjuangan Politik Pahlawan Nasional Tan Malaka) dalam keterangannya kepada wartawan di Jakarta, Kamis (5/8/2024) malam.

Ben menjelaskan bahwa pengalaman Epyardi sebagai seorang pengusaha dan politikus, terutama sebagai mantan Bupati Solok, menjadi modal besar untuk melakukan perubahan di Sumatera Barat.

Sebagai seorang pengusaha, Epyardi yang kini dikenal dengan julukan Otewe atau sosok laki-laki yang sedang mengayuh sepeda dengan ransel di punggungnya, memiliki visi ekonomi dan bisnis sebagai dasar perubahan.

Dengan dukungan visi pengusaha tersebut, Epyardi juga lebih mudah membangun hubungan dan komunikasi dengan pihak-pihak yang terkait dengan isu perubahan.

“Sebagai contoh, Epyardi lebih mudah mengkomunikasikan aspek perubahan kepada calon pemangku kepentingan, khususnya dari investor, termasuk para pengusaha dari luar daerah maupun yang berasal dari Sumatera Barat sendiri. Yang jelas, Epyardi bukanlah petugas partai,” ujar Ben, seorang politisi senior era tahun 1987.

Sebagai seorang politisi, Epyardi juga lebih mandiri dalam mengambil keputusan dan kebijakan jika kelak menjadi gubernur. Dia tidak perlu menunggu arahan dari partai. Karena partai yang mengusungnya sudah memahami posisi tawar Epyardi sebagai gubernur.

Epyardi pernah menyatakan bahwa sikap kerasnya kepada staf adalah karena staf yang tidak berpihak pada masyarakat.

“Sebagai seorang pimpinan, sangat wajar bagi saya untuk mengingatkan staf yang tidak melayani dengan benar atau bahkan merugikan masyarakat. Apakah salah jika saya bersikap seperti itu?” tanya Epyardi dalam sebuah kesempatan di Jakarta.

Menurut Ben Tanur, sikap keras Epyardi jauh lebih baik daripada sikap seorang gubernur yang suka membuat janji tanpa realisasi atau memainkan situasi untuk kepentingan elektoralnya.

“Lebih baik memiliki gubernur tegas daripada panduto. Oleh karena itu, saya katakan peluang kemenangan Epyardi jauh lebih besar daripada Mahyeldi. Karena rakyat Sumatera Barat tidak mau lagi menerima gubernur yang suka membuat janji namun tidak pernah ditepati,” kata seorang wartawan senior yang lahir di Payakumbuh.

Terakhir, sebagai mantan anggota DPR selama tiga periode dan Bupati Solok, Epyardi telah memiliki pengalaman dalam mengelola pemerintahan dan berkomunikasi dengan pihak legislatif baik di tingkat daerah maupun nasional.

Epyardi dipastikan tidak akan mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dengan pihak legislatif untuk kebutuhan pemerintahan. Karena dia telah berada di kedua lembaga tersebut sebelumnya.

“Secara politis, Epyardi memiliki peluang besar untuk membangun kepercayaan politik dengan legislatif dan memudahkan dirinya dalam merancang APBD Sumatera Barat di era perubahan ini,” kata Ben.

Kekuatan Epyardi juga didukung oleh Wakil Gubernur Ekos Albar yang juga berlatar belakang pengusaha dan politisi.

Ekos telah berhasil menunjukkan kinerjanya dalam pemerintahan saat menjabat sebagai Wakil Walikota Padang, di mana dia berhasil menangani masalah-masalah serius di Kota Padang.

RELATED ARTICLES

Berita populer