Baru-baru ini maltodekstrin banyak dibicarakan di media sosial karena dianggap berhubungan dengan kadar gula dalam produk makanan anak seperti susu. Menurut ahli gizi Rosyanne Kushardina, maltodekstrin secara alami tidak terdapat dalam bahan makanan tetapi dibuat dari bahan alami, yaitu pati dari sumber karbohidrat seperti umbi-umbian, sereal, dan jagung. Melalui proses hidrolisis zat pati dari sumber karbohidrat tersebut, maltodekstrin terbentuk.
Rosyanne menjelaskan bahwa maltodekstrin biasanya ditambahkan ke dalam produk makanan untuk berbagai keperluan seperti pengawet, penguat rasa, peningkat tekstur, filler, dan perisa. Maltodekstrin juga dapat digunakan sebagai pengganti laktosa pada produk susu bagi orang yang intoleran terhadap laktosa.
Terkait dengan rasa manis, nilai DE (dextrose equivalent) dapat digunakan untuk mengukur tingkat kekemanisan. Maltodekstrin memiliki nilai DE 3–19, yang artinya tingkat kekemanisannya rendah. Maltodekstrin adalah tambahan bahan yang dapat digunakan untuk berbagai tujuan tergantung pada nilai DE-nya. Contohnya, maltodekstrin dengan DE10 cocok untuk produk instan seperti saus instan dan produk diet, DE15 untuk minuman isotonik, dan DE19 untuk bubuk cokelat, produk susu, dan dessert.