Peningkatan kasus Mpox atau yang sebelumnya dikenal sebagai cacar monyet, membuat masyarakat semakin waspada. Namun, saat ini, vaksin Mpox belum tersedia secara bebas di pasaran. Menurut praktisi kesehatan masyarakat, Ngabila Salama, vaksin ini hanya diberikan kepada kelompok berisiko tinggi, sesuai pedoman yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI).
Pada tahun 2023, Kemenkes RI telah menetapkan bahwa kelompok berisiko tinggi adalah prioritas utama untuk menerima vaksin Mpox secara gratis dari pemerintah. Kelompok ini mencakup lelaki suka lelaki (LSL) dan kontak erat dari kasus-kasus positif Monkeypox yang sudah ada di Indonesia.
Untuk tahun 2024, Kemenkes sedang mempersiapkan 4.450 dosis vaksin yang akan diberikan kepada 2.225 individu, masing-masing mendapatkan dua dosis. Hal ini disampaikan oleh Plh Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI, dr Yudhi Pramono, MARS.
“Kami tengah dalam proses menyiapkan total 4.450 dosis vaksin, yang akan disuntikkan kepada 2.225 orang dengan masing-masing dua dosis,” ujar dr. Yudhi.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga telah merekomendasikan agar vaksinasi Mpox dilakukan secara terarah, bukan secara massal. WHO menegaskan bahwa vaksinasi massal tidak disarankan dan lebih baik dilakukan secara fokus di tempat-tempat di mana virus ini menyebar. “Vaksinasi massal tidak direkomendasikan, ini sangat penting. Vaksinasi harus benar-benar terarah di tempat di mana virus menyebar,” jelas Juru Bicara WHO, Margaret Harris, dalam sebuah wawancara.