Thursday, September 19, 2024
HomeOtomotifIndonesia Ogah Kasih Insentif Mobil Hybrid, Pabrikan Otomotif Kabur ke Negara Tetangga

Indonesia Ogah Kasih Insentif Mobil Hybrid, Pabrikan Otomotif Kabur ke Negara Tetangga

Insentif untuk mobil hybrid sempat diisukan akan disahkan oleh Pemerintah Republik Indonesia (RI). Hal ini menjadi topik yang hangat diperbincangkan oleh para pengamat otomotif. Hal ini berawal dari pernyataan para pimpinan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang menilai bahwa mobil hybrid seharusnya juga mendapatkan insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) seperti yang telah diberikan kepada mobil listrik. Menurut Gaikindo, meskipun mobil hybrid masih memerlukan bahan bakar fosil untuk menggerakkan mesin Internal Combustion Engine (ICE) yang dimilikinya, namun berkat tambahan motor listrik dan baterai, konsumsi BBM dan emisi karbon yang dihasilkan oleh mobil hybrid jauh lebih rendah dibandingkan mobil ICE konvensional. Bahkan beberapa mobil hybrid memiliki kemampuan untuk berjalan hingga 60-80 km tanpa menggunakan BBM sama sekali.

Melihat fakta ini, Gaikindo yang terdiri dari para produsen kendaraan roda empat yang beroperasi di Indonesia, berpendapat bahwa insentif PPN 1% yang diberikan kepada mobil listrik seharusnya juga diberikan kepada konsumen mobil hybrid. Namun sayangnya, wacana mengenai insentif mobil hybrid di Indonesia hanya sebatas omong kosong belaka. Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, telah menegaskan bahwa tidak akan ada insentif untuk mobil hybrid. Menurutnya, penjualan mobil hybrid di Indonesia sudah cukup tinggi meskipun tanpa adanya insentif seperti yang diberikan kepada mobil listrik. Menteri Airlangga juga menegaskan bahwa pemerintah akan terus menggunakan kebijakan yang sudah ada.

Di sisi lain, Thailand justru menawarkan insentif bagi produsen otomotif yang mau berinvestasi dan memproduksi mobil hybrid. Pemerintah Thailand memberikan pemotongan pajak bagi produsen otomotif yang berinvestasi minimal sebesar 3 miliar Baht atau sekitar Rp1,3 triliun untuk memproduksi mobil hybrid. Langkah ini diambil oleh pemerintah Thailand untuk menurunkan tarif pajak bagi produsen yang membuat mobil hybrid dengan standar emisi karbon yang lebih ketat. Insentif ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan industri otomotif di Thailand, serta menyelamatkan perusahaan vendor suku cadang yang ada di negara tersebut.

Beberapa produsen mobil seperti Nissan dan MG telah mengumumkan rencana untuk menginvestasikan lebih banyak dana di Thailand untuk memproduksi mobil hybrid. Nissan bahkan berencana untuk merilis lima model mobil hybrid di Thailand dalam beberapa tahun ke depan. Di sisi lain, MG juga berencana untuk meningkatkan investasinya di Thailand untuk memproduksi mobil hybrid. Dengan langkah ini, Thailand diharapkan akan menjadi basis produksi mobil hybrid yang utama bagi beberapa produsen otomotif ternama.

Sementara itu, pemerintah Indonesia masih memilih untuk mendorong investasi produsen mobil listrik dengan insentif PPN 1% dan pembebasan PPnBM serta bea masuk untuk mobil listrik yang diimpor sebagai Completely Built-Up (CBU). Meskipun insentif untuk mobil hybrid di Indonesia masih sebatas wacana, negara lain seperti Thailand justru menawarkan kemudahan bagi produsen otomotif yang mau menginvestasikan dana untuk memproduksi mobil hybrid.

Source link

RELATED ARTICLES

Berita populer