Bola.com, Jakarta Kompetisi liga sepak bola biasanya dihelat dengan mempertemukan semua tim dalam satu liga. Tim yang meraih poin terbanyak dari hasil kemenangan dan hasil imbang dan jadi pemuncak klasemen akan jadi juara.
Akan tetapi, ada format lain dari liga sepak bola. Ada sistem yang membuat beberapa tim di papan atas klasemen untuk bertarung kembali dalam sebuah fase gugur untuk menentukan sang juara.
Format championship alias turnamen liga dengan menggunakan babak final untuk menentukan sang juara pernah diadopsi oleh J.League dan diberi nama Suntory Championship karena alasan sponsor. J.League menggunakan sistem ini pada 12 musim awal kompetisi mereka bergulir pada 1993 sampai 2004, dan sempat kembali digunakan pada 2015 dan 2016. Dulu, J.League membagi liga setiap musim menjadi dua stage: paruh awal dan paruh akhir musim.
Juara dari masing-masing stage akan bertemu di dua leg laga final untuk menentukan siapa tim terbaik musim itu. Pengecualian terjadi jika juara kedua stage adalah tim yang sama, maka tim tersebut langsung dinobatkan sebagai juara. Hal ini terjadi pada 2002 saat Jubilo Iwata juara kedua paruh musim dan pada 2003 saat Yokohama F.Marinos melakukan hal serupa. Format ini digunakan di 12 awal musim J1 League bergulir kecuali pada 1996.
Kini, J1 League sudah mengadopsi sistem liga tradisional dengan peraih poin terbanyak di akhir musim akan dinobatkan sebagai sang juara. Menurut kalian, apakah sistem ini membuat kompetisi liga menjadi lebih seru?