Rabu, 31 Juli 2024 – 08:52 WIB
Jambi, VIVA – Renovasi di Candi Parit Duku yang termasuk dalam Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Muarajambi, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi ditargetkan selesai pada bulan September 2024. Masuk bulan Juli, perkembangan renovasi Candi ini telah mencapai sekitar 70 persen.
Baca Juga :
Segera Rampung, Renovasi Candi Koto Mahligai Tetap Jaga Kelestarian Alam
“Progres total mungkin 70 hingga 80 persen. Dari total 16 bangunan yang direnovasi, masih ada sekitar 5 yang belum selesai,” kata Koordinator Candi Parit Duku, Mubarak Andi Pampang saat di lokasi, Selasa 30 Juli 2024.
Renovasi juga telah menghasilkan temuan-temuan baru. Dari temuan-temuan baru di Candi Parit ini diketahui memiliki keunikan yang berbeda dari candi lainnya. Ayo lanjutkan membaca artikel ini untuk informasi lebih lengkap.
Baca Juga :
Rekomendasi Liburan, Tsz Shan Monastery Indah dan Penuh Makna
Dinyatakan Mubarak di lokasi yang berukuran sekitar 60×60 meter terdapat 23 bangunan. Hal ini sangat besar jika dibandingkan dengan tempat lain yang hanya memiliki 3 bangunan.
“Area 60×60 meter di dalam parit ini terdapat 23 bangunan yang beberapa tempat lain seperti Candi Koto Mahligai tadi, meskipun luas, namun hanya memiliki 3 bangunan, di sini sangat banyak, yaitu 23. Di Kedaton hanya beberapa bangunan, tidak lebih dari 10, dengan luas lokasi lebih besar dari ini. Itu menjadi satu keunikan di Candi Parit Duku ini,” tambahnya.
Baca Juga :
Viral Agama Asli Denise Chariesta Terungkap, Bikin Netizen Heboh: Kirain Kristen
Dijelaskan lebih lanjut oleh Mubarak, 23 bangunan yang ditemukan sebelumnya digunakan oleh komunitas umat Buddha sebagai tempat peribadatan atau kompleks makam.
Mengingat banyaknya stupa yang ditemukan dan kebiasaan komunitas umat Buddha pada masa lalu yang sering menggunakan stupa untuk menyimpan relik atau benda berharga leluhur atau abu guru yang dihormati.
“Hingga saat ini, kita masih sepakat bahwa kompleks ini adalah stupa yang digunakan untuk tempat peribadatan, kompleks makam, tempat menyimpan relik leluhur atau abu jasad dari leluhur. Kebiasaan masyarakat Buddha kuno adalah menyimpan barang berharga di tempat khusus seperti stupa,” ucapnya.
Selain itu, keunikan lain dari Candi Parit ini termasuk temuan ragam hias yang baru saja ditemukan dan jarang ditemui di KCBN Muarajambi lainnya.
Contohnya adalah ragam hias suluran-suluran yang tidak biasa dijumpai di tempat lain.
“Di lokasi ini baru saja kita temukan ragam hias suluran. Memang di beberapa tempat lain kami menemukannya, tapi tidak sebanyak di sini,” kata Mubarak.
Keunikan lain yang ditemukan di area ini adalah ornamen-ornamen seperti figur figur atau bentuk yang menyerupai singa, naga, dan arca Buddha yang terbuat dari tanah liat kecil.
“Kita juga menemukan arca Buddha yang terbuat dari tanah liat kecil di sini. Sesuatu yang belum kami temui di tempat lain,” lanjutnya.
Halaman Selanjutnya
“Hingga saat ini, kita masih sepakat bahwa kompleks ini adalah stupa yang digunakan untuk tempat peribadatan, kompleks makam, tempat menyimpan relik leluhur atau abu jasad dari leluhur. Kebiasaan masyarakat Buddha kuno adalah menyimpan barang berharga di tempat khusus seperti stupa,” ucapnya.