Direktur RSUD Cilacap, dr. Moch Ichlas Riyanto. (Foto: istimewa)
SUARA INDONESIA, CILACAP – Dalam kurun waktu enam bulan terakhir, terhitung sejak awal bulan Januari hingga Juli 2024, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cilacap telah menangani ratusan pasien demam berdarah dengeu (DBD).
Diketahui, sejak munculnya kasus DBD di Cilacap, Jawa Tengah, RSUD mengalami lonjakan pasien, dan tahun ini meningkat dibanding sebelumnya.
Direktur RSUD Cilacap, dr. Moch Ichlas Riyanto saat ditemui mengatakan, pasien DBD RSUD Cilacap terbagi menjadi dua yakni adanya pendarahan dan tidak pendarahan, hanya mengalami demam tinggi.
“Yang pendarahan ada sekitar 472 pasien dari bulan Januari hingga Mei. Dan yang tidak ada pendarahannya, hanya panas tinggi dan gangguan yang lain ada 493 pasien. Jadi total ada 965 pasien yang ditangani oleh kami,” ujar Ichlas, Kamis (11/7/2024).
Dari jumlah tersebut, pasien didominasi oleh orang dewasa. “Pasien terbanyak ini berasal dari Kecamatan Cilacap Selatan, Tengah dan Cilacap Utara. Kalau di Kecamatan lain sedikit. Dan untuk pasien yang masih dirawat saat ini sekitar 30 orang. Ada yang baru datang tiga hari lalu, ada juga yang tinggal pulang,” ungkap Ichlas.
Untuk penanganan pasien sendiri, Ichlas menyampaikan, diawali dengan ditriase atau memilah pasien tersebut gawat ringan atau sedang saat berada di IGD. “Setelah itu pemeriksaan lanjutan. Biasanya kalau pasien sudah masuk ke ruang inap, kondisinya sudah mulai membaik, tinggal gangguan mual sama belum nafsu makan saja,” katanya.
“Sambil kita pantau trombositnya. Minimal sudah ada cairan masuk diinfusan dan vitamin untuk menguatkan badan. Kalau 3-5 hari sudah bagus, 5-6 hari masih bagus dan trombositnya juga sudah normal, kita pulangkan,” lanjutnya.
Menurut Ichlas, DBD ini bisa disebabkan oleh infeksi virus dengue melalui gigitan nyamuk aedes aegypti maupun penularan yang berasal dari lingkungan sekitar. “Kemudian banyak air-air yang tergenang dari sisa saluran maupun hujan karena nyamuk ini kan senengnya pada air yang bersih. Makannya kita harus selalu waspada,” tuturnya.
“Dan kita juga membantu Dinas Kesehatan dengan intens sosialiasi ke masyarakat menekankan 3M plus (Menguras, Menutup, Mengubur) barang-barang bekas seperti botol dan lainnya yang bisa menjadi sarang nyamuk. Ini untuk memotong rantai penularan DBD,” imbuhnya.
Lebih lanjut, guna mencegah DBD, pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk istirahat yang cukup agar imun tubuh selalu terjaga. Selain itu, mengkonsumsi makanan bergizi dan seimbang.
“Artinya dicukupi, minimal sayur, buah dan makanan yang mengandung protein, juga minum air putih minimal 8 gelas per hari. Kemudian yang tak kalah penting yaitu menjaga lingkungan sekitar,” jelas Ichlas.
Sementara itu, terkait kematian pasien DBD di RSUD Cilacap terpantau masih nol kasus. “Sementara belum ada, cuma kasus dulu aja. Dan untuk kondisi pasien sendiri secara keseluruhan tidak terlalu parah. Artinya masih bisa tertangani,” kata Ichlas. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Satria Galih Saputra |
Editor | : Mahrus Sholih |