Thursday, November 21, 2024
HomeWisataMimpi Dirjen Kebudayaan dalam 5 Tahun!

Mimpi Dirjen Kebudayaan dalam 5 Tahun!

Kamis, 11 Juli 2024 – 19:53 WIB

JAKARTA – Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Budaya, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbudristek RI) Hilmar Farid menyatakan keyakinannya bahwa dalam lima tahun ke depan, Indonesia dapat menciptakan “100 Korea” melalui pengembangan kekuatan budaya yang komprehensif dan konsisten.

Keyakinan ini diungkapkan dalam acara Mata Najwa On Stage “Panggung Warisan Budaya” yang diselenggarakan di Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta.

Hilmar mencontohkan Korea Selatan sebagai negara yang telah berhasil melakukan transformasi budaya dalam rentang waktu 25 tahun dengan homogenitas etnik dan linguistik.

Tidak dapat disangkal bahwa budaya Korea Selatan sangat maju dan dikenal di kancah global. Namun, dengan potensi dan aset kebudayaan yang dimiliki, ia optimis bahwa Indonesia dapat mempercepat transformasi budayanya.

“Ikatan kita memiliki 1.100 suku bangsa dan lebih dari 680 bahasa, bayangkan jika kita bangkit bersama-sama. Korea Selatan mungkin memerlukan 25 tahun, tetapi dengan keyakinan penuh, kita dapat mengatakan bahwa dalam lima tahun ke depan kita tidak hanya akan menghadirkan satu Korea, tetapi 100 Korea,” kata Hilmar.

Menurutnya, Korea Selatan telah menunjukkan bagaimana modal budaya dapat diorganisir untuk menjadi energi pembangunan nasional.

“Hal yang perlu menjadi pelajaran adalah bagaimana Korea mengelola modal budaya mereka melalui lembaga yang lincah di tingkat global. Konsistensi juga tidak kalah penting. Meskipun pemerintahan mereka mengalami pasang surut, urusan kebudayaan sebagai landasan tetap berjalan lurus. Ini yang belum kami tunjukkan,” ujarnya.

Hilmar menjelaskan bahwa Presiden Joko Widodo pernah menekankan bahwa budaya adalah DNA masyarakat Indonesia.

“Presiden Jokowi pernah mengatakan, jika kita menjalankan kebudayaan, kita tidak perlu mengejar negara maju. Gunakan kebudayaan sebagai sumber kekuatan,” katanya.

Untuk mewujudkan visi tersebut, pihaknya telah mengambil langkah-langkah untuk mengembangkan sektor kebudayaan agar menjadi aset nasional, termasuk merumuskan Undang-Undang No. 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan yang menjadi dasar untuk melindungi, mengembangkan, dan memanfaatkan kekayaan budaya secara berkelanjutan.

Selain itu, telah dilakukan inovasi kelembagaan, termasuk pendirian Indonesian Heritage Agency (IHA) yang bertugas memastikan pelestarian dan pemanfaatan optimal warisan budaya Indonesia.

Ia optimis bahwa jika langkah ini terus berlanjut, maka dalam lima tahun ke depan kebudayaan Indonesia tidak hanya akan menjadi identitas, tetapi juga modal sosial, ekonomi, dan politik yang dapat mendorong kemajuan bangsa.

Pendapat serupa juga disampaikan oleh Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara X yang turut hadir dalam Panggung Warisan Budaya. Ia menegaskan bahwa kebudayaan memiliki dampak yang besar bagi pembangunan suatu negara.

Oleh karena itu, ia mendorong generasi muda untuk mulai mengenali potensi kebudayaan Indonesia dan berupaya mengembangkannya agar dapat bersaing secara global.

“Seringkali kita melihat rumput tetangga lebih hijau, mungkin karena mereka merawat rumput mereka. Ini saatnya kita melihat tempat kita berdiri dan mulai merawat ‘rumput’ kita, dan tidak mustahil rumput kita lebih hijau dari rumput tetangga,” tambahnya.

Source link

RELATED ARTICLES

Berita populer