Friday, November 22, 2024
HomeBeritaKisah Pak Ikhlas, Sang Pemilik Tempat Potong Rambut "Seikhlasnya" di Jember

Kisah Pak Ikhlas, Sang Pemilik Tempat Potong Rambut “Seikhlasnya” di Jember


Magang
08 Juli 2024 | 22:07 Dibaca 1.07k kali

Fitur
Cerita Pak Ikhlas, Pemilik Tempat Potong Rambut “Seikhlasnya” di Jember

Agus alias Pak Ikhlas saat memotong rambut pelanggannya. (Foto: Rozi untuk Suara Indonesia)

SUARA INDONESIA, JEMBER- Umumnya, tempat potong rambut memasang tarif kepada pelanggannya. Tapi di salah satu tempat cukur di Kelurahan Jember Kidul, Kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember, Jawa Timur ini berbeda. Pelanggan bisa bayar seikhlasnya, karena memang tak ada patokan harga.

Agus adalah pemilik sekaligus pelaku usaha barbershop kelas bawah tersebut. Meski namanya Agus, tapi orang-orang memanggilnya Pak Ikhlas. Sapaan tersebut muncul karena usaha potong rambutnya yang tidak mematok harga khusus.

Ditemui Senin (8/7/2024), Pak Ikhlas mengaku, kali pertama membuka usaha potong rambut tersebut pada 1995 lalu di Jl. Sentot Prawirodirjo, tepatnya sebelah timur Hotel Aston Jember. Mulai saat itu, ia tak pernah pindah lokasi hingga hari ini.

Salah satu alasan yang memotivasinya tak memberikan patokan harga, karena menurutnya tidak semua orang memiliki duit yang cukup. Ada yang kaya ada pula yang miskin. Dengan begitu, dia berharap agar setiap orang dapat memotong rambut di tempatnya.

“Dan hal tersebut tidak membuat saya rugi. Bahkan tidak ada ruginya,” ungkapnya.

Dari membuka usaha ini, Pak Ikhlas tidak menerima bayaran yang pasti dari setiap pelanggan yang memotong rambut padanya. Ada yang Rp 5.000 hingga di atasnya. Meski demikian, tetap saja ada pelanggan yang dermawan. Mereka membayar jasa Pak Ikhlas sampai Rp 20 ribu.

“Pernah satu kali ada yang memberi Rp 50 ribu. Tapi itu orang Jakarta,” ujarnya.

Namun sejak wabah Korona hingga hari ini, jumlah pelanggan yang menggunakan jasanya tidak lagi stabil. Ditambah banyaknya tempat potong rambut baru. Hal tersebut berdampak pada omzetnya. Kini, Pak Ikhlas rata-rata hanya mendapat uang sebesar Rp 50 ribu per hari.

“Kadang kalau ramai, pemasukannya bisa sampai Rp 100 ribu,” tandasnya. (*)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Magang
Editor : Mahrus Sholih

RELATED ARTICLES

Berita populer