Friday, November 22, 2024
HomeBeritaPasar Tanjung Tranformasi Menjadi Hotel bagi Perempuan Pengamen, Ditemani oleh Para Kucing

Pasar Tanjung Tranformasi Menjadi Hotel bagi Perempuan Pengamen, Ditemani oleh Para Kucing


Magang
08 Juli 2024 | 23:07 Dibaca 956 kali

Fitur
Pasar Tanjung Menjadi “Hotel” bagi Perempuan Pengamen, Tinggal Bersama Kucing-Kucing

Mariasih, seorang pengamen perempuan yang tinggal di sudut Pasar Tanjung. (Foto: Khikmatul untuk Suara Indonesia)

SUARA INDONESIA, JEMBER- Bagi Mariasih, Pasar Tanjung adalah seperti sebuah hotel. Setiap malam, perempuan paruh baya yang mengamen setiap hari ini, menempati salah satu sudut pasar utama itu untuk istirahat setelah seharian berjualan suara di jalan.

Mariasih sebenarnya memiliki anak. Namun, ia memilih untuk hidup sendiri jauh dari rumah. Berpindah-pindah dari kota ke kota lainnya. Mulai dari Blitar, kemudian ke Pasuruan, Surabaya, hingga di Jember. Baginya, lebih baik hidup sendiri daripada menyusahkan orang lain, meski itu keluarganya sendiri.

“Dulu pernah berjualan jamu, menjadi TKW, dan tukang masak. Namun sekarang saya sudah tua. Tubuh saya tidak kuat lagi untuk bekerja dengan orang lain. Satu-satunya yang bisa saya lakukan hanya mengamen. Jadi begitulah. Itu mungkin adalah jalan rezeki bagi saya,” katanya, saat bertemu di sudut timur lantai dua Pasar Tanjung, Senin (8/7/2024).

Mariasih tinggal di Pasar Tanjung dengan aman. Tidak pernah diusir oleh Satpol PP atau pemilik lapak. Ia tidur di atas dipan bambu milik pedagang, berselimut sarung dan bantal lusuh yang ia beli setahun yang lalu. Bagi Mariasih, kondisi seperti ini sudah cukup membuatnya bersyukur untuk bertahan hidup.

Ketika ditanyai oleh orang lain tentang tempat tinggalnya, tidak jarang Mariasih menjawab dengan nada bercanda. Bahkan, terkadang secara hiperbolik membanggakan tempat tinggalnya dengan menyebutnya sebagai hotel. “Jika ditanyai di mana saya tinggal, saya akan jawab bahwa saya tinggal di Hotel Pasar Tanjung,” tuturnya dengan canda.

Mariasih mengakui, pendapatan dari mengamen yang tidak seberapa cukup untuk membeli makanan sehari-hari. “Terkadang bisa makan dua kali, terkadang hanya sekali. Kemudian saya bagi dengan kucing-kucing di pasar ini. Jika saya membeli ikan, ikan tersebut saya berikan kepada kucing,” ungkapnya.

Bagi Mariasih, kucing-kucing pasar adalah teman, sehingga ia rela berbagi makanannya yang tidak seberapa itu. Hal tersebut membuatnya merasa terhibur meski hidup sendirian. (*)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Magang
Editor : Mahrus Sholih

RELATED ARTICLES

Berita populer