Liputan6.com, Jakarta – Kental manis sering dianggap sebagai susu yang sehat oleh sebagian orang tua di Indonesia. Banyak orang tua yang memberikan kental manis kepada anak-anak baik sebagai minuman maupun campuran roti.
Tidak hanya di kalangan anak-anak, kental manis juga sering menjadi pilihan makanan bagi ibu hamil. Namun, data penelitian Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) menunjukkan bahwa konsumsi kental manis oleh ibu hamil mencapai 70 persen, angka yang mengkhawatirkan.
Hal ini menunjukkan bahwa banyak masyarakat belum menyadari bahwa kental manis bukanlah susu.
Untuk mengatasi masalah ini, Majelis Kesehatan PP Aisyiyah melakukan penelitian mengenai kesalahan konsumsi kental manis oleh masyarakat, bekerja sama dengan Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) dan fokus di Kota Bekasi. Penelitian ini dilakukan untuk mencegah masalah gizi dan stunting pada anak-anak.
“Kami juga akan melakukan penelitian bersama dengan YAICI terkait stunting dan konsumsi kental manis,” kata perwakilan Majelis Kesehatan PP Aisyiyah, Diah Lestari Budiarti dalam keterangan pers yang dikutip pada Senin, 8 Juli 2024.
Diah menyatakan bahwa penelitian bersama YAICI sangat penting untuk memperoleh pemahaman yang komprehensif mengenai penggunaan kental manis di Kota Bekasi.
“Masyarakat Kota Bekasi secara pendidikan bagus, tetapi belum memahami bahwa kental manis bukan susu. Oleh karena itu, ini menjadi tantangan bagi kita,” ungkap Diah.
Murahnya Harga Susu Kambing Segar untuk Menangkal Corona Covid-19 di Cilacap