Pusat Data Nasional (PDN) telah diretas oleh hacker sejak tanggal 20 Juni 2024. Kejadian ini membuat berbagai reaksi dari masyarakat karena dampaknya yang luas.
Diduga peretasan menggunakan jenis ransomware atau virus terbaru untuk menyerang server pemerintah yang mengelola data secara nasional dari kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah.
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Dr. Hasto Wardoyo, menyatakan bahwa data keluarga Indonesia tetap aman meskipun PDN diretas.
Menurutnya, data keluarga BKKBN memiliki mekanisme pencatatan, pengolahan, dan penyimpanan yang berlapis-lapis. Untuk mengakses data, harus melalui prosedur tertentu dengan wali data untuk menjamin kerahasiaan data keluarga.
Dr. Hasto juga mengapresiasi Rumah Dataku di Kampung KB yang merupakan rumah data konvensional terbaik dan terbaik dalam bentuk digital. Rumah Dataku memiliki peran penting dalam program Pembangunan Keluarga, Keluarga Berencana, dan program penurunan stunting.
Beliau menyatakan kepuasannya dengan keberadaan Rumah Dataku karena data yang lengkap. Rumah Dataku membantu dalam mencegah stunting dengan menyediakan data mikro yang detail. Hal ini diungkapkan usai acara Seminar Nasional di Semarang, Jawa Tengah pada tanggal 27 Juni 2024.
Kejadian peretasan ini bukan yang pertama, namun menunjukkan seberapa lemahnya keamanan siber di Indonesia. Beberapa instansi besar seperti KPU, BSSN, dan database Polri juga pernah mengalami serangan serupa.