Namun, penelitian ini diklaim sebagai studi pertama yang mengeksplorasi hubungan antara 19 penyakit umum di negara-negara berpenghasilan tinggi.
“Sebagian besar model prediksi risiko klinis melibatkan informasi demografi dasar seperti jenis kelamin biologis dan usia, karena kita menyadari bahwa insiden penyakit berbeda antara pria dan wanita, serta tergantung pada usia,” kata Dr. Hagenbeek.
“Menyadari bahwa konteks ini juga penting saat memasukkan informasi genetik ke dalam layanan kesehatan adalah langkah penting pertama. Namun, sekarang kami dapat menunjukkan bahwa prediksi risiko penyakit berdasarkan genetika juga tergantung pada latar belakang sosio-ekonomi seseorang,” ujarnya.
Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa dampak genetika terhadap risiko penyakit akan berubah seiring dengan bertambahnya usia seseorang.
“Jadi, meskipun informasi genetik kita tidak berubah sepanjang hidup, dampak genetika terhadap risiko penyakit akan berubah seiring bertambahnya usia atau perubahan kondisi kita,” ungkapnya.