Kasus H9N2 di India melibatkan seorang anak berusia 4 tahun dari West Bengal. Pasien awalnya didiagnosis dengan penyakit lain seperti ‘hyperreactive airway disease’ dan ‘post-infectious bronchiolitis’, sebelum akhirnya terdiagnosis flu burung.
Kondisi pasien memburuk hingga mengalami gagal napas berat berulang, namun akhirnya berhasil sembuh dan keluar dari ICU.
Riwayat kontak dengan unggas di rumah dan sekitarnya ditemukan melalui anamnesis mendalam, menegaskan pentingnya menanyakan riwayat kontak dengan unggas pada kasus demam dan gangguan saluran napas.
Kasus berturut-turut di India, Australia, dan Meksiko mengingatkan kita untuk tetap waspada. Surveilans ketat di seluruh penjuru negeri dengan pendekatan One Health yang melibatkan kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan sangat penting.
Pencegahan yang baik, deteksi cepat, dan respons segera adalah kunci untuk mengendalikan flu burung di dunia, termasuk di Indonesia.
Prof Tjandra Yoga Aditama
Direktur Pascasarjana Universitas YARSI, Guru Besar FKUI, Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Mantan Dirjen Pengendalian Penyakit serta Mantan Kabalitbangkes