Tim Pengawas (Timwas) Haji DPR RI mendesak Kementerian Agama (Kemenag) untuk memperketat mitigasi kesehatan jemaah haji Indonesia menjelang puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Langkah ini dianggap penting untuk memastikan jemaah dalam kondisi kesehatan yang optimal saat melaksanakan ibadah haji di Armuzna.
“Hal yang perlu dimitigasi adalah kemungkinan, karena pola meninggalnya jemaah haji kita sering terjadi pada puncak haji dan setelah puncak haji,” kata Anggota Timwas Haji DPR RI, Ace Hasan Syadzily kepada wartawan di Makkah, Arab Saudi.
Saat ini, sudah ada 112 jemaah haji Indonesia yang meninggal dunia. Timwas meminta Kemenag untuk melakukan mitigasi ketat terhadap aspek kesehatan para jemaah, terutama untuk jemaah lansia dan difabel guna mengurangi angka kematian saat puncak haji.
Ace Hasan Syadzily, sebagai Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, menekankan pentingnya perencanaan yang matang terkait pergerakan jemaah dari hotel ke Arafah, Muzdalifah, dan Mina. “Kami meminta agar pergerakan jemaah benar-benar dipersiapkan dengan baik,” katanya.
Puncak ibadah haji di Armuzna akan dilaksanakan pada tanggal 9-10 Dzulhijah, dan jemaah mulai berangkat ke Arafah sejak Jumat sore.
Untuk mendukung kenyamanan beribadah, Kementerian Perhubungan Arab Saudi telah menyiapkan jalur khusus yang ramah bagi jemaah haji lansia yang menghubungkan Arafah dan Muzdalifah. Jalur ini diharapkan dapat mempermudah mobilitas bagi jemaah lansia dan difabel.
Wakil Menteri Perhubungan Arab Saudi, Tareq Ziyad Al-Shami, menjelaskan bahwa jalan setapak sepanjang 1 kilometer tersebut dibuat dari bahan campuran bitumen, aspal, dan karet. Permukaan jalan ini dicat dengan cat khusus yang mampu meredam panas sehingga dapat memberikan kenyamanan bagi jemaah yang melintas.
Dengan langkah-langkah ini, diharapkan jemaah haji Indonesia dapat melaksanakan ibadah haji dengan lebih nyaman, aman, dan mengurangi risiko kesehatan selama puncak haji di Armuzna.