Saturday, October 12, 2024
HomeBeritaNU Mendapatkan Sumber Tambahan Dana sebesar Rp 13 Triliun dari BSI, Muhammadiyah...

NU Mendapatkan Sumber Tambahan Dana sebesar Rp 13 Triliun dari BSI, Muhammadiyah Melakukan Penarikan Dana

Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menarik dana persyarikatan di Bank Syariah Indonesia alias BSI (BRIS) sekitar Rp13-15 triliun.

Langkah tersebut diambil sebagai langkah konsolidasi. Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Prof. Abdul Mu’ti membenarkan hal tersebut dengan singkat.

Namun, ketika ditanya lebih lanjut mengenai alasan di balik keputusan itu, Prof Mu’ti enggan memberikan jawaban rinci. Ia hanya menegaskan langkah tersebut merupakan bagian dari konsolidasi yang telah direncanakan.

Dana Muhammadiyah itu selanjutnya akan dialihkan ke bank syariah lain yang memiliki kerja sama baik dengan Muhammadiyah di berbagai wilayah.

Keputusan ini menimbulkan pertanyaan besar karena kerja sama antara PP Muhammadiyah dan BSI baru dimulai pada tahun 2022. Namun, PP Muhammadiyah kini mengambil sikap tegas untuk “bercerai” dari BSI.

Hubungan antara Muhammadiyah dan BSI dikabarkan kurang baik. Sistem pelayanan BSI juga dinilai tidak memuaskan bagi Muhammadiyah.

Selain menarik dana dari BSI, PP Muhammadiyah juga meminta agar dana tersebut dialihkan ke bank syariah lainnya seperti Bank Bukopin Syariah, Bank Mega Syariah, Bank Muamalat, dan bank syariah daerah lainnya yang telah menjalin kerja sama baik dengan Muhammadiyah.

Keputusan ini ditindaklanjuti setelah pertemuan pada 26 Mei 2024 di Yogyakarta mengenai konsolidasi keuangan di lingkungan Aman Usaha Muhammadiyah (AUM).

Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan (DITLITBANG) PP Muhammadiyah juga telah mengeluarkan surat kepada para Rektor, Ketua, dan Direktur Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA) untuk menyampaikan laporan konsolidasi dana paling lambat pada 10 Juni 2024.

Keputusan ini menimbulkan spekulasi dan pertanyaan di kalangan masyarakat. Apakah keputusan ini hanya terkait konsolidasi keuangan atau ada faktor lain yang memicu keretakan hubungan antara Muhammadiyah dan BSI.

BSI sendiri menyatakan komitmennya untuk tetap menjadi lembaga perbankan yang melayani segala lini masyarakat dengan tetap menjunjung tinggi prinsip-prinsip syariah. Mereka juga siap bekerjasama dengan Muhammadiyah dalam mengembangkan sektor ekonomi umat.

BSI fokus pada pengembangan ekosistem halal yang bermanfaat bagi umat. Mereka berjanji untuk memenuhi ekspektasi seluruh pemangku kepentingan dengan menerapkan prinsip adil, seimbang, dan bermanfaat.

RELATED ARTICLES

Berita populer