Sabuk timing putus saat mobil sedang dikendarai adalah situasi yang tidak diinginkan siapa pun, karena berpotensi merusak komponen lain di dalam ruang mesin. Sebenarnya, ada beberapa tanda atau ciri yang menunjukkan bahwa timing belt yang terbuat dari karet sudah memasuki usia akhir pakai dan harus segera diganti. Bagi yang awam tentang teknis kendaraan, penting untuk diketahui bahwa timing belt adalah salah satu komponen utama pada mobil yang memiliki fungsi penting untuk kinerja kendaraan tersebut. Timing belt juga biasa disebut sebagai timing chain untuk sejumlah mobil dari berbagai merek.
Untuk menggerakkan noken as dan bukaan katup saat mesin beroperasi, mesin memerlukan suatu komponen penghubung yaitu timing belt atau timing chain. Perbedaan antara kedua komponen ini terletak pada materialnya, dimana timing belt menggunakan material karet, sedangkan timing chain menggunakan rantai besi. Karena bahannya adalah karet, timing belt memiliki masa pakai yang terbatas. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui fungsi dan ciri-ciri timing belt putus guna menghindari kejadian tersebut saat berada di jalan.
Fungsi utama dari timing belt adalah mengatur bukaan dan penutupan katup mesin. Timing belt mengelola waktu putaran camshaft dan crankshaft sesuai dengan kebutuhan kinerja mesin. Timing belt ini akan mengatur waktu buka tutup katup sesuai dengan pergerakan naik turun piston. Komponen ini bekerja secara otomatis karena terhubung langsung dengan kedua katup masuk dan keluar melalui camshaft. Prinsipnya, adanya timing belt akan memudahkan camshaft bergerak dengan tepat untuk menggerakkan katup secara konsisten.
Timing belt banyak digunakan pada mobil keluaran lama seperti Toyota Kijang Innova generasi pertama, serta mobil Eropa seperti Mercedes-Benz W124 atau BMW E36. Karena timing belt terbuat dari karet, hal ini membuatnya harus diganti secara berkala sesuai dengan masa pakainya. Kondisi timing belt yang sudah aus dan rapuh dapat menyebabkan gangguan pada kinerja mesin, bahkan dapat menyebabkan kerusakan serius jika putus saat mobil sedang digunakan.
Ada beberapa ciri yang menunjukkan bahwa timing belt harus segera diganti, yaitu jika terdapat retakan pada permukaannya, jika timing belt kendur dan dapat terlepas dari dudukannya, jika gerigi timing belt sudah aus dan belt menjadi tipis. Sebaiknya timing belt mobil diganti setiap 40.000 kilometer atau sesuai rekomendasi dari mekanik terpercaya atau bengkel resmi merek kendaraan. Pemeriksaan secara rutin terhadap timing belt juga sangat penting untuk menghindari risiko putusnya timing belt saat mobil sedang dikendarai. Jadi, lebih baik mencegah daripada mengalami kerusakan yang lebih serius akibat timing belt yang tidak terganti dengan tepat waktu.