Dalam penjelasan lain, psikolog anak, remaja, dan keluarga Jovita Maria Ferliana, M.Psi menjelaskan bahwa perselingkuhan dapat terjadi karena beberapa faktor.
Menurutnya, perselingkuhan dapat dibagi menjadi dua jenis kondisi keluarga. Pertama, dalam keluarga yang bermasalah, dan kedua, dalam keluarga yang sebenarnya tidak memiliki masalah apapun bahkan dianggap sebagai keluarga yang bahagia. Pelaku perselingkuhan bisa berasal dari pihak suami maupun istri.
Dalam kasus keluarga yang bermasalah, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan salah satu pasangan melakukan perselingkuhan. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah menghindari konflik, komitmen yang lemah, gangguan kepribadian, dan pengalaman di masa lalu.
Sementara itu, dalam kasus perselingkuhan di keluarga yang bahagia, terdapat faktor-faktor lain yang menyebabkan terjadinya hal tersebut. Mulai dari cinta lokasi, kepribadian seseorang yang suka tantangan, dan juga dapat dipicu oleh penggunaan media sosial tertentu.
“Perselingkuhan akibat cinta lokasi terjadi karena seringnya terjadi pertemuan dengan orang lain di luar pasangan. Awalnya tidak ada niat untuk berselingkuh, namun interaksi yang intens atau bahkan menjadi teman curhat bisa membawa seseorang ke arah yang lebih jauh,” kata Jovita kepada Health Liputan6.com melalui telepon, 15 Juli 2020.