Liputan6.com, Jakarta – Individu dengan diabetes yang hendak melakukan ibadah haji perlu mempersiapkan beberapa hal sebelum berangkat ke Tanah Suci. Seperti disampaikan spesialis penyakit dalam Divisi Endokrin, Metabolik dan Diabetes RSUPN dr Cipto Mangunkusumo Jakarta dr Farid Kurniawan SpPD, PhD, calon jemaah haji dengan diabetes dapat mempersiapkan diri dengan lebih dulu berkonsultasi dengan dokter.
“Untuk mengatasi risiko-risiko memang harus ada persiapan khusus yang dipersiapkan pasien diabetes sebelum berangkat haji, dimulai dari konsultasi dokter,” tutur Farid dalam diskusi daring di Jakarta, Sabtu, dilansir ANTARA.
Menurutnya, calon jemaah dengan diabtes perlu berkonsultasi dengan dokter perihal kemungkinan komplikasi dan penyesuaian dosis obat atau tipe insulin yang akan digunakan serta meminta dokter untuk memberikan surat keterangan mengenai kondisi dan pengobatan diabetes pasien yang bersangkutan.
Surat Keterangan dari Dokter
Surat keterangan kondisi dan pengobatan diabetes itu diperlukan guna memudahkan petugas kesehatan haji melakukan tindakan ketika pasien perlu penanganan medis di Tanah Suci.
Farid menjelaskan, surat keterangan itu berisi nama pasien, kontak yang dapat dihubungi serta jenis obat yang dikonsumsi.
“Isinya namanya siapa, kontak yang bisa dihubungi, grup atau kloter, termasuk juga informasi obat-obatan yang dikonsumsi apa saja. Nah itu biasanya memudahkan tim kesehatan atau panitia penyelenggara mengidentifikasi kebutuhan jamaah,” kata Farid.