By: Prabowo Subianto [Petikan dari “Transformasi Strategis Bangsa: Menuju Indonesia Emas 2045”, halaman 49, edisi softcover keempat]
Saya ingat masa sekolah saya ketika komputer belum ada. Semua dilakukan secara manual. Semua tugas harus dilakukan secara manual, dan mencari informasi hanya bisa dilakukan di perpustakaan di antara tumpukan buku.
Sekarang, komputer, internet, dan kecerdasan buatan (AI) menyederhanakan banyak aspek dalam kehidupan kita. Meskipun kemajuan teknologi ini jelas telah meningkatkan rutinitas harian kita, mereka juga menimbulkan tantangan signifikan jika kita gagal mempersiapkan tenaga kerja Indonesia untuk menggunakan dan berdampingan dengan AI.
Kemajuan cepat kecerdasan buatan telah mengubah persyaratan bakat di hampir semua industri dan memerlukan peningkatan keterampilan tenaga kerja dengan cepat.
Jika kita tidak bisa beradaptasi, potensi peningkatan pengangguran akibat AI sangat besar. Tentu saja, kita tidak ingin hal ini terjadi di Indonesia.