Pendaftaran Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) 2024 akan segera dibuka. Di antara hal menarik yang perlu diperhatikan adalah mengenai kesepakatan antara Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Abdullah Azwar Anas.
Kedua Menteri tersebut telah sepakat untuk memberikan kesempatan kepada lulusan pondok pesantren, khususnya pada jenjang Ma’had Aly, untuk mengikuti seleksi CPNS pada formasi penyuluh agama di bawah Kementerian Agama.
“Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas menyatakan, ‘Kami sepakat untuk memberikan kesempatan kepada alumni Ma’had Aly untuk mendaftar CPNS. Ini adalah pengakuan pemerintah terhadap kualitas dan kompetensi lulusan Pesantren,'” seperti yang dikutip dari KABARDPR.COM.
Menanggapi hal ini, anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, H. Hilmy Muhammad, M.A., yang juga pengasuh Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta, merasa senang dengan kebijakan tersebut dan mengapresiasi keputusan tersebut.
Hilmy Muhammad mendorong agar Ma’had Ali dan Kementerian Agama mempertimbangkan beberapa hal, di antaranya agar mahasiswa Ma’had Aly tidak hanya diajari ilmu agama, tetapi juga diberi pengetahuan umum, keterampilan berbahasa asing, dan penguasaan teknologi informasi (IT).
Menurutnya, penguasaan IT dan keterampilan lainnya sangat penting dalam mempersiapkan mahasiswanya untuk masuk ke berbagai profesi termasuk di lingkungan Aparatur Sipil Negara (ASN).
Dengan bekal keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki, mahasiswa Ma’had Aly diharapkan mampu bersaing secara sehat dan memiliki peluang untuk meniti karier tidak hanya sebagai penyuluh agama, tapi juga sebagai dosen di perguruan tinggi.
Oleh karena itu, penting bagi Kementerian Agama untuk membuka kesempatan selebar-lebarnya bagi lulusan Ma’had Aly, termasuk untuk menjadi dosen dan peneliti di perguruan tinggi, terutama bagi yang sudah lulus S2.