Friday, November 22, 2024
HomeKesehatanBKKBN: Selain Logika, Mengatasi Konflik Keluarga Perlu Melibatkan Perasaan

BKKBN: Selain Logika, Mengatasi Konflik Keluarga Perlu Melibatkan Perasaan

Liputan6.com, Jakarta Mengatasi konflik keluarga hanya dengan logika itu penting. Namun, jika hanya melibatkan logika tanpa perasaan bisa membuat berat dan kacau.

“Konflik di dalam rumah tangga, kalau kita selesaikan hanya dengan logika itu berat, hasilnya pasti kacau, tetapi juga harus diselesaikan dengan perasaan,” kata Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr Hasto Wardoyo.

Hal tersebut Hasto sampaikan usai banyak kasus anak menjadi broken home usai orangtua bercerai. Anak-anak dengan kondisi yang sama saling berbagi perasaan satu sama lain tanpa ayah atau ibu tahu perasaannya.

“Di antara keluarga yang bercerai ini ternyata anak-anaknya membentuk grup b-home atau broken home yang orang tuanya tidak tahu. Mereka membagi perasaan satu sama lain di antara mereka, meski terlihat diam, tetapi (kondisi mental) mereka cukup memprihatinkan,” kata Hasto.

Hasto yakin pola pikir anak yang merasa ditelantarkan orangtua sangat berbeda dengan anak yang tumbuh di keluarga yang harmonis. Lalu, sebagian besar orang tua yang bercerai dimulai dari kurang mampunya mereka mengomunikasikan dan menyelesaikan permasalahan yang kecil.

Padahal, dari keluarga yang bakal membentuk karakter anak di kemudian hari. Termasuk kuat dan lemahnya mental anak.

“Dimulai dari keluarga ini akan dihasilkan anak yang baik dan tidak lemah, lemah ini tidak hanya dari sisi ekonomi, melainkan juga lemah mentalnya, lemah imannya, lemah perilakunya. Orang tua yang banyak bercerai tadi, ketika kita analisis 70 persen penyebabnya adalah masalah kecil yang mereka tidak bisa memaklumi,” kata Hasto.

Source link

RELATED ARTICLES

Berita populer