Ketua Umum Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI), Pringgodigdo Nugroho, memberikan tanggapan terkait pertanyaan tersebut. Menurutnya, belum ada cukup bukti yang menunjukkan bahwa kebiasaan makan saja sudah cukup untuk menyebabkan anak mengalami gagal ginjal.
“Dari data yang ada, kebiasaan-kebiasaan tersebut belum memiliki cukup bukti apakah benar-benar berhubungan langsung dengan gagal ginjal atau tidak,” kata Pringgo kepada Health Liputan6.com dalam peringatan Hari Ginjal Sedunia secara daring bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kamis (14/3/2024).
Kasus gagal ginjal pada anak lebih mungkin terjadi jika anak memang sudah mengalami masalah pada ginjal, seperti peradangan ginjal.
“Yang pasti, jika ada penyakit yang diderita oleh pasien anak, terutama penyakit peradangan pada ginjal,” tambahnya.