Secara keseluruhan, mengucek mata cenderung lebih merugikan daripada menguntungkan.
Bagi penderita alergi, mengucek mata justru bisa memicu pelepasan lebih banyak histamin sehingga membuat mata semakin gatal, kata Beyer.
Abrasi juga menjadi perhatian serius.
Menurut Beyer, menggosok mata terlalu keras dapat menyebabkan cedera pada kornea. Dan jika seseorang menggosok mata saat terdapat sesuatu di dalamnya, misalnya debu, cedera juga bisa terjadi, ujar Chen.
“Saat berada di jalan, jika sesuatu mengenai mata dan ada sesuatu di dalamnya, dapat mencapai titik yang menyebabkan lecet, yang dapat sangat menyakitkan,” jelasnya.
Meskipun jarang terjadi, mengucek mata dapat mengakibatkan kondisi yang lebih serius.
Setiap kali seseorang menggosok mata, tekanan pada mata akan meningkat. Seiring berjalannya waktu, hal ini dapat menyebabkan kornea membengkok dan menjadi lebih tipis, jelaskan Chen. Selain itu, kerusakan juga dapat terjadi pada serat kolagen dan protein lain yang membentuk mata, tambah Chang.
Dalam beberapa kasus, perubahan pada kornea dapat menyebabkan keratoconus, yaitu penonjolan kornea, terutama pada orang yang rentan.
Chang menjelaskan bahwa keratoconus lebih sering terjadi pada orang muda dan bisa menjadi masalah serius. Chen menambahkan bahwa dalam beberapa kasus, penderita keratoconus mungkin memerlukan prosedur atau bahkan transplantasi kornea jika kondisinya parah.
Beyer menegaskan bahwa meskipun menggosok mata bisa menjadi satu penyebab terjadinya keratoconus, namun bukan satu-satunya penyebab.
Jika seseorang sudah menderita keratoconus, terus mengucek mata bisa memperburuk kondisinya, kata Beyer.
Dan perlu diingat bahwa tidak semua orang yang sering menggosok mata akan menderita keratoconus, tegas Chang.